DUNIA
PBB Salurkan Bahan Bakar ke Gaza di Tengah Krisis Kemanusiaan
AKTUALITAS.ID – Di tengah derasnya bom dan tembakan yang terus menghantam wilayah Gaza setiap hari, secercah harapan muncul. Pada Kamis (19/6/2025), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya berhasil menyalurkan sekitar 280.000 liter bahan bakar ke wilayah Gaza yang lebih mudah dijangkau — sebuah langkah krusial untuk menjaga agar layanan penyelamatan nyawa tetap berjalan.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa bahan bakar yang sangat dibutuhkan tersebut diambil dari Stasiun Al Tahreer di Rafah dan dipindahkan ke Deir al Balah. Namun, OCHA memperingatkan bahwa jumlah ini masih jauh dari memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Gaza.
“Meskipun pengiriman ini memberikan sedikit waktu tambahan, krisis bahan bakar masih belum terselesaikan. Tanpa pasokan baru dari luar Gaza, layanan penting seperti rumah sakit, ambulans, instalasi air bersih, jaringan telekomunikasi, dan berbagai fasilitas penyokong hidup lainnya bisa lumpuh total,” ungkap OCHA.
Kekerasan Tak Berhenti, Komunikasi Lumpuh
Sementara bahan bakar akhirnya masuk, kekerasan tetap menghantui warga Gaza. OCHA melaporkan puluhan korban tewas dan luka, termasuk warga sipil yang tengah mencari bantuan kemanusiaan. Di sisi lain, perbaikan kabel serat optik yang rusak juga tertunda karena pembatasan pergerakan tim teknis oleh otoritas Israel.
“Wilayah Gaza tengah dan selatan mengalami gangguan telekomunikasi besar-besaran selama tiga hari. Tanpa informasi penyelamat nyawa, warga tidak tahu ke mana harus mencari bantuan, dan tim kemanusiaan tidak bisa bergerak dengan aman,” kata laporan OCHA.
Penampungan Krisis: Satu dari Tiga Warga Mengungsi Berulang Kali
Sejak awal Maret, tidak ada satu pun bahan untuk keperluan penampungan yang diizinkan masuk ke Gaza. Meski beberapa barang berhasil masuk secara terbatas, komoditas vital seperti tenda, terpal, dan perlengkapan dasar lainnya tetap dilarang.
“Hampir seluruh penduduk Gaza telah mengungsi, banyak di antaranya lebih dari sekali. Mereka kini tinggal di puing-puing kota, sekolah yang hancur, atau lahan publik yang penuh sesak, tanpa sanitasi, air bersih, maupun listrik,” ujar OCHA.
PBB dan mitra kemanusiaannya telah menyiapkan hampir satu juta barang bantuan untuk penampungan darurat, termasuk 50.000 tenda yang siap dikirim begitu akses diperbolehkan.
Rumah Sakit Penuh, Bahan Bakar Menipis, Tenaga Medis Kehabisan Tenaga
Kondisi paling mengkhawatirkan terjadi di Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, yang kini beroperasi dua kali lipat dari kapasitas normal. Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan bahwa tenda WHO yang awalnya digunakan untuk layanan anak dan operasi kini berubah menjadi bangsal trauma darurat dengan kondisi memprihatinkan.
“Rumah sakit ini tidak bisa menambah kapasitas karena kekurangan ventilator, tempat tidur, peralatan medis, bahkan tenaga kesehatan. Generator cadangan hanya bisa menyala karena WHO berhasil mengirim bahan bakar dalam jumlah minimum,” jelas Tedros.
Yang lebih mengkhawatirkan, rumah sakit ini berada di zona evakuasi militer yang dicanangkan Israel sejak seminggu lalu. Akses menuju fasilitas ini terhambat, sementara pasien dan tenaga medis hidup dalam ketakutan. (PURNOMO/DIN)
-
DUNIA13/12/2025 17:30 WIBItalia Didesak untuk Akui Negara Palestina
-
POLITIK13/12/2025 18:00 WIBBanyak Kepala Daerah Terjerat Kasus Korupsi, Parpol Diminta Perbaiki Sistem Kaderisasi
-
NASIONAL13/12/2025 18:25 WIBMentan Amran Beri Motivasi Ribuan Kades se-Sulsel
-
NASIONAL13/12/2025 19:00 WIBPrabowo: Pemerintah Terus Memantau Perkembangan Situasi Daerah Bencana Sumatera dan Aceh
-
NASIONAL13/12/2025 15:00 WIBJAMKI Desak KPK Panggil Paksa Anggota DPR yang Mangkir dalam Kasus CSR BI – OJK
-
JABODETABEK13/12/2025 16:00 WIBJasad Pria Tersetrum Listrik Berhasil Dievakuasi Tim Gulkarmat
-
OLAHRAGA13/12/2025 17:00 WIBTim Senam Indonesia Berhasil Meraih Empat Medali SEA Games 2025
-
NASIONAL13/12/2025 06:00 WIBPurbaya: Tidak Akan Kirim Barang Ilegal untuk Korban Bencana

















