POLITIK
DKPP Ungkap KPU dan Bawaslu Kerap Belum Optimal Tangani Politik Uang
AKTUALITAS.ID – Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) mencatat telah menyidangkan 31 perkara politik uang sepanjang tahapan Pemilu dan Pilkada 2024. Anggota DKPP Ratna Dewi Pettalolo menyatakan jumlah tersebut menunjukkan tantangan serius bagi upaya menjaga integritas proses demokrasi di Indonesia.
Menurut Ratna Dewi, politik uang merupakan kejahatan luar biasa yang menuntut respons lebih dari sekadar instrumen hukum. Pendekatan berbasis etika perlu diperkuat untuk membangun sense of ethics dan sense of crisis di antara penyelenggara pemilu sehingga upaya pencegahan dan penindakan tidak hanya bersifat administratif tetapi juga berdampak pada perbaikan kualitas demokrasi.
DKPP tidak memeriksa aspek pidana politik uang, melainkan fokus menilai profesionalisme dan kinerja KPU serta Bawaslu dalam menangani laporan. “Kami menilai apakah KPU dan Bawaslu bekerja secara profesional, adil, dan memberikan keadilan bagi pelapor. Bila tidak, barulah perkara bisa dilaporkan ke DKPP,” kata Ratna Dewi, Minggu (23/11/2025).
Ratna Dewi menilai penanganan politik uang selama Pemilu dan Pilkada 2024 belum optimal. Praktik politik uang yang kerap bersifat terstruktur, sistematis, dan masif menghadirkan kompleksitas tersendiri, sementara regulasi yang ada masih membatasi subjek yang dapat diproses pidana, seperti peserta pemilu, tim kampanye, dan tim pelaksana sesuai UU Nomor 7 Tahun 2017.
Untuk mencapai efek jera yang nyata, Ratna Dewi menekankan pentingnya sinergi antara KPU, Bawaslu, DKPP, dan aparat penegak hukum termasuk kepolisian. Sinergi tersebut diperlukan untuk memperkuat penanganan kasus, menutup celah regulasi, dan memulihkan kepercayaan publik terhadap integritas pemilu.
DKPP mendorong pendekatan berlapis: penegakan hukum untuk memberikan sanksi, mekanisme etik untuk memperbaiki perilaku penyelenggara, dan program edukasi publik untuk menurunkan praktik politik uang di akar rumput. Langkah-langkah jangka panjang diperlukan agar penindakan tidak sekadar administratif tetapi berkontribusi pada demokrasi yang berkualitas dan dekat dengan masyarakat. (Bowo/Mun)
-
POLITIK23/11/2025 12:00 WIB8 Parpol Nonparlemen Bersatu Tuntut Ambang Batas Parlemen Turun Jadi 1 Persen
-
NASIONAL23/11/2025 10:00 WIBPolemik Undangan Peter Berkowitz Berujung Desakan Gus Yahya Mundur dari PBNU
-
EKBIS23/11/2025 09:30 WIBKAI Siap Menghadapi Libur Nataru dengan 7.982 Perjalanan Kereta Api
-
RIAU23/11/2025 19:00 WIBGrup 3 Kopassus Terima Hibah Lahan 245,5 Hektare untuk Pembangunan Markas di Dumai
-
POLITIK23/11/2025 11:00 WIBKetua Umum PBNU Gus Yahya: Saya Tidak Akan Mundur
-
DUNIA23/11/2025 14:00 WIB21 Warga Gaza Tewas dalam Gelombang Serangan Udara Israel
-
EKBIS23/11/2025 10:30 WIBUpdate Harga Emas Pegadaian Hari Ini: Galeri24 dan UBS
-
OLAHRAGA23/11/2025 17:00 WIBMonchengladbach Pesta Gol di Markas Heidenheim, Kevin Diks Ikut Unjuk Ketajaman

















