Kemajuan dan Bahayanya Teknologi Bagi Anak


Ilustrasi anak dan teknologi/ Apps 4 good

Perkembangan teknologi yang pesat beriringan dengan zaman yang terus maju.Penemuan-penemuan teknologi setiap tahunnya membuat berbagai macam teknologi terbaru terus bermunculan, terlebih dalam teknologi untuk kebutuhan sehari-hari.

Salah satu bentuk teknologi yang berkembang cepat di masyarakat adalah gadget yang memiliki keunggulan menjawab tantangan zaman. Sehingga, beberapa tahun sejak kemunculannya, membuat kebutuhan manusia bergeser dan tidak jarang bergantung padanya.

Bahkan, gadget yang semula dipergunakan untuk orang dewasa, kini mulai merambah pasar anak-anak dan remaja. Alih-alih menawarkan aspek edukasi, gadget ditangan yang salah bisa menjadi musibah.

Pemakaian gadget pada anak, biasanya digunakan untuk menonton video atau sarana bermain game. Biasanya, akses anak-anak pada gadget dari orangtuanya yang memilih memberikan izin penggunaan gadget dengan beragam alasan yang membuatnya tidak bisa terlalu banyak bersentuhan dengan anaknya.

Mungkin, sebagian orangtua selalu mengawasi anaknya saat menggunakan gadget. Namun, tidak bisa dipungkiri sebagian lainnya membebaskan anaknya, bahkan tidak tahu apa yang diakses si anak pada gadgetnya.

Berangkat dari kurangnya pengawasan inilah, kebanyakan dampak negatif mulai bermunculan. Sebetulnya, tidak hanya gadget, tapi juga tayangan televisi. Kedua hal tersebut jika berlangsung tanpa pengawasan, bisa membuat anak-anak menerima informasi atau tayangan yang sebetulnya, belum mereka pahami, dan boleh jadi mereka menirukannya tanpa tahu resikonya.

Mungkin, kita boleh memetakan alasan anak-anak sudah menggunakan gadget. Pertama, karena mereka meniru orangtuanya. Anak-anak dengan keahlian meniru dan penasarannya, akan cenderung ingin tahu apa yang digunakan orangtuanya.

Apalagi, tidak sedikit orang tua yang justru lebih fokus pada gadget ketimbang berinteraksi lebih lama dengan anaknya. Biasanya, pemberian izin menggunakan gadget diberikan orangtua sebagai alternatif mencegah si anak merengek. Pada aspek inilah, gadget akhirnya menjadi pengaruh negatif pada anak yang bisa bebas mengakses apapun tanpa pengawasan ketat.

Jika memandang dari kacamata orangtua, sebetulnya sah-sah saja orangtua memberikan gadget pada anak. Namun, sebaiknya orangtua dan anak memiliki kesepakatan dan aturan sebelum memberikan izin penggunaan gadget.

Misalnya, orangtua harus memperhatikan batas usia anak boleh memiliki gadget atau saat anak menggunakan gadget, orangtua menemani sekaligus mengawasi. Lebih dari itu, anak-anak juga harus diberi pengertian kapan waktu yang baik dan tidak baik menggunakan gadget. Contohnya, jika sedang berkumpul dengan teman atau keluarga, anak-anak jangan sibuk dengan gadgetnya.

Orangtua berkewajiban untuk mengarahkan anaknya untuk tetap mengutamakan interaksi dan sosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab, dalam hal ini, orangtua menjadi kunci utama penyelesaian masalah ini. Orang tua memiliki peran penting terhadap anak-anaknya.

Dalam teori tabularasa, seorang filsuf Inggris, John Locke mengatakan bahwa setiap anak yang lahir dalam keadaan kosong (seperi kertas putih) dan pengalaman dari lingkungan diluar dirinya,termasuk orangtuanya, akan memberi warna dan mempengaruhi tumbuh kembangnya.

Oleh sebab itu, untuk mencapai anak-anak yang bijak menggunakan gadget, diperlukan orangtua yang aware dengan kebutuhan anak. Adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk mengawasi atau mengkontrol anak saat menggunakan gadget. Diantaranya: Orangtua harus lebih memahami penggunaan gadget agar dapat mengawasi dan memahami apa yang diakses anak.

Kemudian, membuat aturan waktu untuk penggunaan gadget dan internet dan di berikan sanksi jika melanggar. Lalu, membangun komunikasi yang baik dengan anak, agar anak tetap merasa di perhatikan dan tidak di abaikan.

Selain itu, orang tua jiga harus menegur dengan tegas jika melihat anak menonton video yang tidak pantas. Orang tua juga harus memberitahu aturan dalam menggunakan media sosial. Terakhir, hanya mengunduh aplikasi yang boleh diakses oleh anak.

Penulis: Shafira Khalisha Putri, mahasiswa Universitas bhayangkara, fakultas ilmu pendidikan, program studi PGSD (pendidikan guru sekolah dasar)

Disclaimer: WargaNet merupakan wadah bagi pembaca Aktualitas.id untuk berbagi informasi mengenai beragam hal. Kami juga melakukan penyeleksian pengiriman informasi oleh WargaNet kepada Aktualitas.id . Kami juga berhak menayangkan berbagai kiriman anda baik dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke email : [email protected] dengan subjek WargaNet

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>