BI: Pelaku Bisnis Harus Optimis di 2020


Gedung Bank Indonesia/Istimewa

AKTUALITAS.ID – Direktur Eksekutif Bank Indonesia Yunita Resmi Sari di Palembang, mengatakan, seluruh negara di dunia tidak dapat menghindari dinamika perekonomian saat ini.

Dirinya juga meminta para pelaku bisnis harus tetap optimistis menyambut tahun 2020 meski perekenomian di dalam dan luar negeri demikian dinamis.

“Saat ini cepat sekali berubah, setelah sebelumnya ada perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, kini ada lagi yakni memanasnya hubungan antara Amerika Serikat dengan Iran,” kata dia kepada wartawan Senin (13/1/2020).

Tentunya, situasi ini akan berpengaruh pada perekonomian dunia dan tak terkecuali bagi Indonesia.

Oleh karena itu, para pelaku usaha harus cakap dalam membaca situasi dan kondisi seperti ini.

“Terpenting yakni tetap mencari peluang bisnis,” kata dia.

Ia mengatakan sesungguhnya peluang bisnis sangat terbuka di tengah era digital saat ini.

Pola bisnis yang berubah dari semua offline menjadi online telah menawarkan peluang usaha, bukan hanya bagi mereka yang sudah berpengalaman dan memiliki modal tapi juga kepada para kalangan millenial.

“Peluang justru terbuka bagi anak-anak muda karena mereka yang sudah terbiasa dengan hal-hal berbau digital. Saat ini banyak anak mudah merambah bisnis kuliner dan fesyen,” kata dia.

Yunita yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan menilai perkembangan ekonomi ke arah digital itu telah merambah Sumatera Selatan.

Peluang baru ini, menurutnya sangat baik karena Sumatera Selatan masih dihadapkan pada pelemahan harga komoditas karet, sawit, dan batu bara.

Meski demikian perekonomian sepanjang 2019 masih tergolong baik karena pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,5 persen-6,0 persen.

Selain itu, angka inflasi juga 2,06 persen atau relatif rendah sesuai dengan target 3,0 persen plus minus 1 persen.

“Ekonomi tetap tumbuh sepanjang 2019, dan dibarengi oleh kenaikan harga barang yang terkendali,” kata dia.

Ia mengatakan inflasi terjaga di Sumsel ini karena pasokan tercukupi dari dalam daerah sendiri. Sebelumnya, Sumsel sangat tergantung pasokan dari luar daerah.

“Distribusi yang lancar yang berdampak positif dengan angka inflasi ini diharapkan dapat mendorong penurunan angka kemiskinan karena daya beli masyarakat Sumsel menjadi turut terjaga,” kata dia.

Sepanjang 2019, pertumbuhan ekonomi Sumsel dinilai baik, yang tercermin dari kinerja pada triwulan III/2019 sebesar 5,67 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan regional Sumatera.

Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan bakal di kisaran 5,7 persen-6,1 persen pada tahun 2020 karena didorong oleh investasi.

Sementara itu secara nasional, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan berada di sekitar 5,1 persen pada 2019 dan akan meningkat dalam kisaran 5,1 persen-5,5 persen pada 2020.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>