Connect with us

Berita

Tangis Unta di Hadapan Rasulullah SAW Akibat Sang Majikan  

Islam merupakan agama yang menyerukan umatnya untuk menebarkan rahmat kepada setiap makhluk, termasuk kepada hewan dan alam semesta. Syekh Aidh Al-Qarni dalam kitab Sentuhan Spiritual menjelaskan bahwa Rasulullah SAW merupakan pribadi yang berjiwa lembut dan berhati kasih. Dalam sebuah hadits, diriwayatkan tentang kisah seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah SAW atas kesedihan yang menimpanya. Nabi SAW memasuki salah satu kebun milik […]

Published

on

Islam merupakan agama yang menyerukan umatnya untuk menebarkan rahmat kepada setiap makhluk, termasuk kepada hewan dan alam semesta.

Syekh Aidh Al-Qarni dalam kitab Sentuhan Spiritual menjelaskan bahwa Rasulullah SAW merupakan pribadi yang berjiwa lembut dan berhati kasih. Dalam sebuah hadits, diriwayatkan tentang kisah seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah SAW atas kesedihan yang menimpanya.

Nabi SAW memasuki salah satu kebun milik seorang Anshar, tiba-tiba seekor unta ketika melihat Nabi SAW meneteskan air mata. Nabi Muhammad SAW mendatanginya dan mengelus pundaknya hingga dia pun terdiam, Nabi bersabda, “Siapakah pemilik unta ini?”.

Kemudian datanglah seorang pemuda dari Anshar dan berkata, “Wahai Rasulullah, unta ini milikku.” Kemudian Nabi bersabda, “Tidakkah kau bertakwa kepada Allah pada binatang ini yang telah Allah berikan kepadamu, dia telah mengadu padaku bahwa kau menyakitinya dan memerasnya.” 

Syekh Aidh menekankan bahwa terdapat orang-orang Islam yang mengaku mencintai Rasulullah SAW namun tiada bukti perbuatan dari mereka yang membuktikan hal tersebut. Salah satu bukti kecintaan seorang Muslim kepada Rasulullah adalah dengan meniru sikap Nabi dan juga meneladani perangainya.
Adab terhadap binatang

Muhamad Ismail Al-Jawasy dalam bukunya ‘Nabi Muhammad Sehari-Hari’, menjelaskan beberapa riwayat tentang akhlak Rasulullah terhadap binatang. Ismail menuliskan sebuah riwayat dari Muslim:  

أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم مرَّ عليه حمار قد وُسِم في وجهه، فقال: لعن الله الذي وَسَمه   

Suatu ketika Rasulullah pernah melihat seekor keledai ditandai pada mukanya, Beliau berkata dengan ucapan doa. “Semoga Allah melaknat orang yang telah memberinya tanda pada wajah binatang ini.”

Muhamad Ismail mengatakan meski Rasulullah memperbolehkan kita memberi tanda kepemilikan pada binatang demi kemaslahatan, umumnya tanda itu dilakukan di bagian telinga. Hal itu sebagaimana beliau melakukannya pula pada unta yang disedekahkan kepadanya. “Namun beliau melarang untuk menandainya pada muka,” katanya.

Rasulullah SAW juga melarang perilaku menahan binatang untuk disembelih. Hadits ini diriwayatkan Anas bin Malik RA: 

نهى النبيُّ صلى الله عليه وسلم أن تُصْبَرَ البهائم “Rasulullah SAW melarang binatang
sembelihan ini untuk ditahan-tahan.”

Artinya ditunda-tunda waktu untuk disembelih, sehingga membuat binatang tersebut menderita. Tidak lupa, di antara akhlak yang diajarkan terhadap umat adalah untuk menunaikan hak Allah jika sudah terkena ukuran zakat. Rasulullah SAW bersabda tentang Kuda.

“Ada tiga hal tentang kuda kaitannya dengan majikan, yaitu, majikan memperoleh pahala, mendapati satar (penghalang), dan bisa juga memperoleh dosa darinya.”
Maksudnya, kata Muhamad Ismail, seseorang memperoleh pahala dari kuda bilamana dia memiliki dan mengikatnya untuk digunakan di jalan Allah, dia panjangkan tali kekangnya di tiang-tiang dan di taman-taman, maka dia memperoleh pahala darinya.  

Adapun bagi orang yang memiliki dan mengikatnya hanya untuk kesenangan dan mencukupkan dirinya dengan kuda ini namun tetapi dia tidak melupakan untuk ingat kepada Allah maka baginya dia memperoleh penghalang dan pelindung dari Allah. “Dan yang terakhir adalah seseorang yang memiliki dan mengikatnya untuk sekadar membangga-banggakan diri dari riya dosa atasnya,” katanya.

Trending



Copyright © 2024 aktualitas.id