Connect with us

DUNIA

Iran Bantah Klaim Trump Kirim Surat untuk Negosiasi Nuklir

Aktualitas.id -

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (Office of the Iranian Supreme Leader via AP)

AKTUALITAS.ID – Pemerintah Iran membantah telah menerima surat dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengajak mereka untuk berdiskusi mengenai kesepakatan baru terkait program nuklir Iran. Pernyataan ini disampaikan setelah Trump mengungkapkan bahwa ia telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, untuk meminta perundingan tentang menahan perkembangan program nuklir negara tersebut.

“Kami belum menerima surat seperti itu sejauh ini,” ujar juru bicara kedutaan besar Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti dikutip dari Al Jazeera, pada Jumat (7/3/2025).

Klaim Trump yang menyebutkan surat itu berisi ajakan untuk berdiskusi agar Iran menahan program nuklirnya pun segera dibantah. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan negaranya tidak akan terlibat dalam perundingan langsung dengan AS selama Washington tetap mempertahankan kebijakan sanksi berat.

“Kami tidak akan melakukan perundingan langsung dengan AS selama mereka melanjutkan kebijakan tekanan maksimum dan ancaman mereka,” ungkap Araghchi kepada AFP.

Sejak Trump menjabat, pemerintah AS telah memperkenalkan serangkaian sanksi terhadap Iran, termasuk menargetkan sektor minyak negara itu sebagai bagian dari kebijakan “tekanan maksimum”. Trump sebelumnya juga mengungkapkan isi surat tersebut dalam sebuah wawancara dengan Fox Business, yang mengandung peringatan jika negosiasi gagal, penggunaan kekuatan militer akan berdampak buruk bagi Iran.

Namun, perwakilan Iran di PBB mengonfirmasi hingga kini surat tersebut belum diterima. Trump sendiri telah mengkritik kesepakatan nuklir yang dicapai pada 2015 oleh Presiden Obama, yang memberi keringanan sanksi kepada Iran dengan imbalan pengendalian program nuklirnya. Trump menarik diri dari kesepakatan itu pada 2018 dan memberlakukan sanksi sepihak terhadap negara yang membeli minyak Iran.

Meskipun Iran telah mematuhi kesepakatan nuklir tersebut pada awalnya, mereka kemudian memutuskan untuk menghentikan komitmennya setelah AS menarik diri dari perjanjian tersebut. (Mun/ Yan Kusuma)

TRENDING