Connect with us

Ragam

Pakar: Imunisasi untuk Lindungi Anak dari Penyakit Menular

Published

on

Sepasang anak kembar dibawa orang tuanya untuk mendapatkan imunisasi di Poli Tumbuh Kembang RSUD Tamiang Layang, Jumat (8/11/2024). (RSUD Tamiang Layang)

AKTUALITAS.ID – Kepala Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis dari SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Dr. dr. Irene Ratridewi Sp.A(K), M.Kes, menekankan pentingnya program kejar imunisasi untuk melindungi anak-anak dari ancaman penyakit infeksi. Dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, Selasa (12/11/2024), Irene menyoroti bahwa langkah serius dari pemerintah pusat hingga daerah sangat dibutuhkan guna menekan penyebaran penyakit menular, terutama di kalangan anak-anak.

Menurut Irene, pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan tingkat vaksinasi, dan akibatnya, sekitar 80 juta anak kini berada dalam risiko tinggi terinfeksi penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi, seperti cacar air (varisella) dan gondongan (mumps). Kondisi ini mengkhawatirkan karena, seperti COVID-19, infeksi penyakit-penyakit tersebut dapat memburuk, terutama bagi anak-anak yang memiliki komorbid atau kondisi kesehatan penyerta.

“Selama pandemi, banyak vaksinasi yang ditunda atau bahkan tidak dilakukan sama sekali. Ini menyebabkan keterlambatan yang harus segera diatasi,” ungkap Irene. 

Ia menyebutkan, hanya 27 persen anak yang berhasil menerima vaksin secara tepat waktu, sementara sisanya mengalami keterlambatan atau bahkan belum divaksin sama sekali.

Upaya untuk mengejar imunisasi ini, lanjut Irene, perlu menjadi perhatian serius pemerintah agar vaksinasi dapat menjangkau seluruh wilayah, memastikan setiap anak mendapat perlindungan dari berbagai penyakit menular. Meskipun vaksin untuk gondongan dan cacar air sudah ada di Indonesia, belum semuanya masuk dalam program vaksinasi Kementerian Kesehatan. Adapun vaksin untuk flu Singapura (HFMD) sudah tersedia, namun tidak mencakup seluruh jenis virus penyebabnya.

Saat ini, data menunjukkan gondongan menjadi infeksi terbanyak pada anak usia sekolah dengan 6.000 kasus, diikuti flu Singapura dengan 1.600 kasus, dan cacar air. Irene menegaskan, vaksinasi pada penyakit-penyakit tersebut tidak hanya membantu menekan penularan, tetapi juga mengurangi keparahan gejala jika anak tetap tertular.

“Vaksinasi yang segera dilakukan akan jauh lebih baik. Jika pun anak yang sudah divaksinasi tetap terjangkit, gejala klinisnya akan lebih ringan, atau bahkan tanpa gejala, dibandingkan mereka yang tidak divaksin sama sekali,” jelas Irene.

Melihat pentingnya imunisasi dalam menjaga kesehatan anak-anak, Irene mengimbau orang tua untuk segera melengkapi vaksinasi anak mereka. Upaya ini tak hanya melindungi anak-anak, tapi juga masyarakat secara keseluruhan dari wabah penyakit yang dapat dicegah. (NAUFAL/RAFI)

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending