Connect with us

EKBIS

Data Ekonomi Jadi Sentimen, IHSG Tertekan di Awal Perdagangan

Aktualitas.id -

Ilustrasi

AKTUALITAS.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung melemah pada perdagangan sesi I Kamis (6/2/2025). Investor tampaknya masih akan merespons data dari domestik perihal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih bertengger di kisaran angka 5%.

IHSG dibuka melemah 0,17% ke posisi 7.012,07. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, koreksi IHSG cenderung membesar yakni menjadi 0,27% ke 7.005,02.

Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 847 miliar dengan volume transaksi mencapai 757 juta lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 79.892 kali.

Pergerakan IHSG pada hari ini cenderung masih akan dipengaruhi oleh respons investor terkait data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih bertengger di kisaran angka 5%.

Pertumbuhan di level tersebut terkesan cukup baik namun jika dilihat lebih dalam, pertumbuhan tersebut tidak benar-benar cukup baik karena tahun kemarin cukup banyak momen politik yang dapat mendorong konsumsi dan roda perekonomian. Dengan kata lain, besar harapan pertumbuhan ekonomi 2024 dapat lebih tinggi dibandingkan 2023.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2024 (year on year/yoy) yang tumbuh sebesar 5,02%. Secara setahun penuh (2024) ekonomi hanya tumbuh 5,03%.

Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 adalah yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut juga jauh di bawah target pemerintah di APBN 2024 sebesar 5,2%. Kendati demikian, ekonomi masih tumbuh di level historisnya yakni 5% di tengah kencangnya isu pelemahan daya beli.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan komponen pengeluaran yang berkontribusi besar ke PDB adalah konsumsi rumah tangga (RT) dengan kontribusi 53,71% yang tumbuh 4,98%.

Kemudian, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi mencatat kontribusi sebesar 30,12% dan pertumbuhannya mencapai 5,03%.

“Jika dilihat dari sumber pertumbuhan kuartal IV-2024 konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan pada sisi pengeluaran yaitu sebesar 2,62%,” ujar Amalia dalam konferensi pers BPS, Rabu (5/2/2025).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 tampak tumbuh di kisaran 5%, namun jika ditelisik lebih dalam, kondisi ini tidak sepenuhnya baik karena periode 2024 ada pemilihan presiden (pilpres) di awal tahun kemudian dilanjutkan dengan momen pemilihan kepala daerah (pilkada) di akhir tahun.

Maka dari itu, cukup besar harapan bahwa dengan momen penting tersebut dan harapan untuk dapat meningkatkan konsumsi masyarakat secara signifikan yang berujung pada tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia sangatlah besar. Namun takdir berkata sebaliknya.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia setahun penuh pada 2022 dan 2023 tercatat lebih tinggi dibandingkan 2024 yakni masing-masing sebesar 5,31% dan 5,05%. (Yan Kusuma)

TRENDING