Berita
Empat Bulan Pupuk Subsidi Langka, Petani di Mamuju Menjerit
AKTUALITAS.ID – Sudah empat bulan petani di beberapa kecamatan di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mengeluhkan adanya kelangkaan pupuk subsidi dari pemerintah. Ketua kelompok wanita tani (Kopnitan) Reski Utama, Nurmiana mengaku kesal dengan adanya kelangkaan tersebut. Terlebih, bagi petani di Desa Keang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju tersebut, saat musim tanam keberadaan pupuk subsidi tidak ditemukan, […]
AKTUALITAS.ID – Sudah empat bulan petani di beberapa kecamatan di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mengeluhkan adanya kelangkaan pupuk subsidi dari pemerintah. Ketua kelompok wanita tani (Kopnitan) Reski Utama, Nurmiana mengaku kesal dengan adanya kelangkaan tersebut.
Terlebih, bagi petani di Desa Keang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju tersebut, saat musim tanam keberadaan pupuk subsidi tidak ditemukan, padahal pupuk tersebut sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas tanaman jagung.
“Ya kami memang kesal pak, karena di saat ini kamu sangat butuh pupuk namun tidak ada. Apalagi di musim tanam ini semua petani butuh pupuk untuk meningkatkan produktivitas saat musim panen tiba,” kata Nurmiana kepada merdeka.com belum lama ini.
Terpisah, Herman selaku Ketua Kelompok Tani Sikamase Desa Uhaimate, Kecamatan Kalukku, menuturkan kelangkaan pupuk bersubsidi tentu akan merugikan para petani.
“Menurut saya kelangkaan pupuk bersubsidi sangat merugikan petani karena jika tanaman tidak di pupuk, hasil panennya pun tak maksimal, dan ini tidak sejalan misi pemerintah yang menaikkan produksi pangan salah satunya adalah jahgng,” terangnya.
Kelangkaan pupuk ini, juga dirasakan oleh Ahmad, salah seorang petani asal Desa Losso Kecamatan Sampaga. Dia mengungkapkan bahwa kondisi kelangkaan pupuk khususnya jenis urea sudah dirasakan sejak beberapa bulan terakhir. Akibat adanya kelangkaan ini petani terpaksa harus membeli pupuk yang nonsubsidi yang harganya cukup tinggi.
“Sudah beberapa bulan harga pupuk urea mencapai Rp 110 ribu per sak di salah satu pengecer di Desa Tarailu, padahal harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah hanya Rp 95 ribu per sak,” sebutnya.
Kepala Dinas Pertanian Sulbar Alwi, mengaku sudah mengetahui soal adanya kelangkaan pupuk di beberapa kecamatan Kabupaten Mamuju.
Kata dia, dari informasi yang diterima dari distributor di Mamuju, kelangkaan pupuk karena adanya pandemi sehingga suplai dari pusat dikurangi.
“Kemarin saya dari Kalukku, memang sudah dikeluhkan petani soal adanya kelangkaan pupuk subsidi. Dan menurut pengakuan salah seorang distributor kepada saya, penyebab kelangkaan ini dipengaruhi pandemi, sehingga dikurangnya kuota dari pusat,” ujar Alwi.
Dia berharap petani untuk beralih sementara waktu menggunakan pupuk kompos nonorganik. Dia juga mengaku, distributor juga menyediakan pupuk organik tapi nonsubsidi tetapi harga tidak sama dengan harga subsidi.
“Kami mau anggarkan tetapi dengan kondisi saat ini refocusing akibat Covid-19, semua anggaran habis dipangkas. Ya tentu petani harus sabar menggunakan pupuk nonorganik. Dan bisa juga cari pupuk lainnya yang nonsubsidi tapi tentu harganya mahal,” jelas Alwi.
-
OtoTek23 hours ago
BPS sebut Industri Otomotif Indonesia Tetap Bergairah di Tahun 2025
-
Multimedia3 hours ago
FOTO: Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu
-
POLITIK7 hours ago
Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu untuk Refleksi Kinerja dan Strategi Kedepan
-
Ragam10 hours ago
Bantah Gelapkan Harta Warisan, Ratna Sarumpaet: Aku Enggak Dendam
-
Oase16 hours ago
Hukum Merayakan Natal dalam Islam, Berikut Penjelasannya!
-
Ragam22 hours ago
Kenali Tanda-Tanda Tubuh Kekurangan VitaminÂ
-
Olahraga12 hours ago
Dicoret dari Pelatnas, Christian Adinata: Perjuangan Tanpa Akhir di Dunia Bulu Tangkis
-
Nasional3 hours ago
Presedium MLB NU Desak Gus Ipul Mundur dari Jabatan Sekjen PBNU