Kisah Umat Nabi Musa yang Membuat Allah Tak Turunkan Hujan


Ilustrasi-hujan, (Foto:Istimewa)

Anda selama ini mungkin tahu bahwa cara meminta hujan adalah dengan melakukan shalat istisqa. Dengan munajat yang diutarakan dalam salat, Anda mengharapkan agar Allah menurunkan air hujan supaya menghentikan kekeringan.

Tapi, jika bicara mengenai kisah zaman Nabi Musa AS, maka Anda tidak akan menemukan tuntunan shalat istisqa untuk meminta hujan. Sebab, di zaman Nabi Musa AS, umat Muslim bila ingin meminta hujan, maka harus bertaubat.

Kisah ini dijelaskan Ibn Qudamah dalam Kitab At-Tawwabeen. Jadi, seperti dikutip dari About Islam, di zaman Nabi Musa AS, terjadi kekeringan yang sangat dahsyat. Kondisi ini membuat masyarakat di zaman itu kesulitan untuk menjalani kehidupan.

Suatu ketika, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk mengumpulkan semua orang di ladang dan diharapkan semua yang ada di sana berdoa kepada Allah untuk minta diturunkan hujan.

Setelah perintah itu dilaksanakan, hujan tetap saja tidak turun. Padahal, semua yang hadir di lapangan tersebut memohon dengan sungguh-sungguh bahkan beberapa sampai menangis.

Kemudian, Nabi Musa AS bertanya pada Allah SWT, “Ya Allah, kamu sudah melakukan apa yang Engkau minta, tetapi kenapa masih tidak hujan?”. Allah kemudian berfirman, “Ada satu orang di antara kerumunan kalian yang tidak meminta pengampunan pada-Ku.”

Setelah mengetahui jawaban Allah SWT, Nabi Musa kemudian meminta pada semua orang yang ada di ladang agar meminta ampun pada Allah. Sebab, karena satu orang tersebut, Allah tidak mengabulkan diturunkannya hujan.

Mengetahui apa yang disampaikan Nabi Musa, orang yang tidak meminta ampun pada Allah SWT merasa paling berdosa. Ia kemudian sesegera mungkin meminta ampun dan bertobat pada Allah dari lubuk hatinya yang terdalam.

“Ya Allah, ampunilah saya. Ya Allah, jangan permalukan saya dan jangan beritahu saya di depan orang banyak. Maafkan saya Ya Allah saya sudah berbuat kacau, saya tidak menyadari apa yang telah saya perbuat,” kata orang tersebut.

Setelah itu, rintik-rintik air hujan mulai menetes ke tanah. Membasahi tanah dan tubuh umat Nabi Musa AS. Hujan itu turun dengan sangat deras.

Semua yang ada di ladang tampak sangat bahagia dengan turunnya hujan ini. Beberapa bahkan menari di bawah guyuran hujan dan berteriak-teriak menyebut nama Allah saking bahagianya.

Saat hujan turun dengan derasnya, Nabi Musa AS bertanya pada Allah SWT, “Apa yang mengubah ketetapan-Mu, Ya Rab?”. Kemudian Allah SWT berkata pada Nabi Musa AS, “Hujan ini tidak turun karena orang tersebut tidak meminta ampun pada-Ku, tapi sekarang dia sungguh-sungguh memohon pengampunan.”

Setelah itu, Nabi Musa AS kembali bertanya pada Allah, “Ya Allah, siapa orang tersebut? Aku ingin melihatnya, aku ingin bertemu dengannya.“

Ia adalah orang yang paling tidak taat pada Allah dan datang ke ladang itu untuk menghambat turunnya hujan. Dan sedetik kemudian, Ia dengan seluruh hatinya meminta pengampunan Allah SWT. Ia menjadi orang yang dicintai Allah.

“Ya Musa, ketika orang ini penuh dengan dosa, Aku tidak akan membuka identitasnya dan memberitahu siapa dia. Sekarang, ketika dia kembali pada-Ku, kamu berpikir Aku akan menceritakan siapa dia, dan akhirnya kamu tahu apa dosanya? Tidak akan,” kata Allah. (eramuslim)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>