Bagaimana Setelah Kematian Kelak?


Jarang sekali pertanyaan ini terpikirkan oleh kita karena kebanyakan kita berpikir bagaimana kita selama hidup di dunia. Ada yang berpikir tentang isi perut dan isi rumah dan ada yang berpikir tentang isi daftar riwayat hidupnya pernah menjadi apa dan pernah ada di mana. Akankah isi perut, isi rumah dan isi daftar riwayat hidup kita menjadikan kita mulia bahagia dalam maknanya yang hakiki?

Sepertinya, tak banyak orang yang hidup mengingat dan memperbincangkan isi perut dan isi rumah kita. Bahkan, tentang riwayat pekerjaan dan petualangan kita pun tak banyak diperbincangkan. Lalu, apakah yang dikenang banyak orang sepeninggal kita?

Kebanyakan orang mengingat dan memperbincangkan perhatian dan kebaikan yang kita persembahkan kepada mereka. Sekecil apapun kebaikan itu, terutama yang kita persembahkan saat seseorang tengah butuh dan menderita, akan terukir indah dalam hatinya, diingat sepanjang masa dan diceritakan lengkap dengan iringan doa untuk kita dan keluarga besar kita. Subhanallaah, indahnya hidup.

Tak salah apa yang diajarkan petuah para bijak: “Manusia paling mulia dan bahagia adalah manusia yang saat matanya terpejam tidur lelap atau bahkan terpejam mati, ada banyak mata yang melek, tetap terjaga, mendoakan kebaikan untuknya karena kebaikan yang pernah dipersembahkannya pada mereka.”

Sungguh benar apa yang dikatakan para guru bahwa warisan termahal kita adalah kebaikan yang kita berikan kepada sekitar kita selama kita hidup. Sangat tepat ungkapan para tetua: “Muliamu bukan karena engkau memiliki apa, melainkan karena engkau mempersembahkan apa.” Jangan pernah membuat rugi dan kecewa orang lain, berbuatlah sebanyak mungkin kebaikan kepada siapapun selama kita hidup. Salam, AIM.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>