Demo George Floyd, Obama Sebut AS Terbentuk dari Sebuah Protes


Mantan Amerika Presiden Barack Obama, [Lim Huey Teng / Reuters]

Mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menegaskan Negeri Paman Sam terbentuk dari sebuah protes kepada pengkritik dan orang yang khawatir terkait demonstrasi antirasisme dalam sembilan hari terakhir.

Demo tersebut dipicu oleh kematian warga kulit hitam AS asal Minneapolis, George Floyd. Floyd meninggal pada 25 Mei lalu karena kehabisan napas usai lehernya ditekan oelh lutut seorang petugas polisi yang tengah menangkapnya.

Kematian Floyd dinilai menjadi puncak amarah warga Amerika terkait diskriminasi dan sikap rasisme yang sistematis, terutama terhadap perlakuan aparat kepada warga kulit hitam dan minoritas.

Obama menyatakan dukungannya kepada para pemrotes untuk berunjuk rasa memperjuangkan hak mereka secara damai.

“Dan bagi mereka yang telah berkomentar tentang protes ini, ingatlah, negara ini didirikan berdasarkan protes. Ini disebut revolusi Amerika,” kata Obama dalam sebuah video berisikan tanggapannya terkait demonstrasi pada Rabu (4/6).

“Dan setiap langkah kemajuan di negara ini, setiap kebebasan, setiap ekspresi dari cita-cita kita yang terdalam, telah dimenangkan melalui upaya yang membuat status quo tidak nyaman. Kita semua harus berterima kasih kepada orang-orang yang bersedia dengan cara damai dan disiplin berada di luar sana membuat perubahan,” paparnya menambahkan.

Kepada para demonstran, Obama menyerukan agar mereka “tetap berjalan dan tetap lah berharap.”

“Ini adalah momen dan kita memiliki momen seperti ini sebelumnya di mana orang-orang akan menaruh perhatian. Dan itu tidak berarti bahwa semuanya akan selesai, jadi jangan berkecil hati karena ini adalah lari maraton bukan lari cepat,” ujar Obama seperti dilansir CNN.

Obama menambahkan “saya berharap semua anak muda yang telah terinspirasi dan terlibat, mereka akan terus melakukannya.”

Dalam video itu, pendahulu Presiden Donald Trump itu juga mengungkapkan bahwa warga minoritas dan kulit hitam di AS terlalu sering menghadapi diskriminasi hingga kekerasan karena sikap rasial.

“Terlalu sering dari kekerasan-kekerasan rasial itu dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya melayani dan melindungi Anda semua,” ucap Obama.

Dalam kesempatan itu, Obama menyerukan seluruh wali kota dan gubernur negara bagian untuk meninjau kembali kebijakan pengerahan aparat dalam menangani demonstrasi.

Ia bahkan marah dengan tindakan kepolisian yang menggunakan gas air mata dan cairan kimia lainnya dalam menghadapi pengunjuk rasa.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>