Sandi Minta Pemerintah ‘Gercep’ Selamatkan UMKM yang Terdampak Covid-19


Sandiaga Uno menjadi pembicara dalam diskusi dan Foreign Media Briefing terkait Kebijakan energi dan ketahanan pangan di Media Center Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Jakarta, Jumat (1/2/2019).AKTUALITAS.ID/Kiki Budi Hartawan.

AKTUALITAS.ID – Pengusaha muda sekaligus pendiri OK-Oce, Sandiaga Uno mencatat, sebanyak 163.713 UMKM dan 1.785 Koperasi, terkena dampak pandemi Covid-19.

Dalam hal ini, pemerintah perlu cepat tanggap menanganinya. Bahasa anak sekarang perlu gerak cepat alias gercep. Terpuruknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), kata Sandiaga, lantaran turunnya permintaan secara signifikan menjadi permasalahan utama bagi ekonomi.

Sandiaga bilang, guna mempertahankan hidup maka masyarakat harus bijak dalam merancang strategi dan inovasi dalam berbisnis. Kata kuncinya, pilih bisnis yang menjadi prioritas sektor Covid-19.

Menurutnya, pemerintah dan korporasi perlu memperhatikan bagaimana cara meningkatkan kewirausahaan melalui generasi milenial yang sebenarnya 55% ingin mandiri dengan membuka usaha sendiri.

Tentu ini menjadi gerbang di era new normal dan masyarakat harus sudah mulai melakukan akselerasi digital dengan cara kolaborasi atau mewadahi anak muda dalam memulai usaha.

“Tahun 1998 dan 2008 sektor korporasi sempat bailout akibat krisis yang terjadi di negara ini, tapi UMKM tetap kokoh dan tangguh sebagai frontman dalam menyelamatkan perekonomian nasional. Namun, 2020 UMKM menjadi yang paling terpukul jatuh di ronde awal,” ungkap Sandiaga dalam Seminar Internasional Online bertajuk ‘The Revival of Cooperatives In The New Normal Era’, Selasa (28/7/2020).

Dia menegaskan, dengan adanya hal tersebut para pelaku UMKM juga harus memanfaatkan platform lain seperti digitalisasi. Permasalahannya sekarang banyaknya UMKM yang gagal masuk ke platform digital adalah kurangnya produksi ketika adanya permintaan yang banyak ketika masuk market online.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah akuntabilitas dalam mengelola keuangan dan mitigasi krisis. Banyak pelaku UMKM yang belum memahami bagaimana mengelola keuangan secara efektif. “Seringkali menemukan kasus bahwa UMKM masih buta akuntansi. Tidak adanya catatan keuangan bisnis akan menyulitkan UMKM apa yang harus diprioritaskan,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Founder KAHMIPreneur yang juga anggota Komisi XI DPR, Kamrussamad menegaskan, pandemi Covid-19 berdampak kepada seluruh aspek kehidupan. Mulai urusan kesehatan, sosial, ekonomi dan keuangan.

Kalau masalah ekonomi, lanjut kader Partai Gerindra ini, terjadi perlambatan atas pertumbuhan ekonomi mulai dari minus 0.4% hingga 1% pada masa pandemi Covid-19. Selain itu, ada peningkatan kemiskinan dan juga pengangguran mulai dari 3% hingga 5%.

“Saya juga mengambul contoh di negara Asia seperti Korea Selatan, Singapura dan Thailand, pertumbuhan pada kuartal pertama mengalami minus. Mulai dari minus 0,7% hingga 1,8%. Tidak hanya itu, pada kuartal II kondisinya semakin parah yaitu minus 3,3% hingga minus 12%,” katanya.

Dia menegaskan, untuk sebaran koperasi 126.343 unit yang tercatat aktif. Semuanya terdiri dari 756 Unit dari kementrian Koperasi dan UKM, dinas provinsi ada 4.672 dan Dinas Kabupaten dan Kota ada sebanyak 120.915 unit. “Sedangkan jenisnya ada untuk simpan pinjam sebesar 15%, koperasi jasa 3%, konsumen 59%%, pemasaran 2% dan produsen 21%,” tegasnya.

Terkait era 4.0, lanjut Kamrussamad, pemerintah harus mendorong digitaliasai koperasi dan modernisasi. Perlu juga kolaboraso bisnis sesame koperasi maupun pelaku usaha lainnya. “Dan yang paling utama adalah pengembangan sumber daya manusianya,” tukasnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>