Ridwan Kamil Berharap Seniman Mural Tak Tersinggung Jika Karyanya Dihapus Pemilik Tembok


Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melakukan pidato pelatihan relawan penanggulangan COVID-19 di SMKN 3, Bandung, Jawa Barat, Senin (19/10/2020). Pemprov Jawa Barat bersama BNPB dan Satgas COVID-19 menggelar pelatihan yang diikuti oleh tiga ribu orang dari berbagai organisasi dan instansi di Jawa Barat guna memberikan edukasi pada masyarakat sehingga laju pertambahan dan perkembangan kasus COVID-19 di provinsi tersebut dapat menurun. AKTUALITAS.ID/Kiki Budi Hartawan.

AKTUALITAS.ID – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap seniman mural tidak tersinggung jika karyanya dihapus oleh pemilik tembok. Terutama jika mural dibuat tanpa seizin pemilik tembok.

Hal itu diungkapkan Ridwan Kamil melalui akun Instagram pribadinya @ridwankamil, Rabu (1/9.2021). Pria yang akrab disapa Emil ini mengunggah foto mural bertuliskan Mural Is Dead.

“Pelaku mural juga harus paham dan jangan baper (terbawa perasaan), jika karyanya suatu hari akan hilang. Apalagi tanpa izin pemilik tembok. Bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya,” tuturnya.

Emil tidak mempermasalahkan para seniman membuat mural di berbagai lokasi. Dia mengamini bahwa mural termasuk seni lukis yang bisa mempercantik kota.

Akan tetapi, Emil menilai perlu ada batas-batas yang disepakati. Dia mengajak seniman mural untuk berdiskusi menyepakati batasan tema mural yang dilukis di dinding. Terutama jika bertemakan kritik terhadap keadaan.

“Seperti berlalu lintas kita pun dibatasi di lampu setopan, kebebasan ekspresi pun dibatasi, oleh nilai “kesepakatan budaya dan kearifan lokal”. Itulah kenapa isu ‘mural kritik’ kelihatannya hari ini masih berada di ruang abu-abu,” ujarnya.

Apabila sudah ada kesepakatan, menurutnya tidak akan ada masalah di kemudian hari. Seniman bisa berkreasi, masyarakat pun bisa menikmati keindahannya. Petugas juga tidak sembarangan menghapus.

Sebelumnya, Emil juga sudah mengajak para seniman untuk berdiskusi ihwal pembuatan mural di berbagai lokasi. Menurutnya itu perlu untuk menetapkan batasan tema mural.

“Tidak masalah, tinggal kita menyepakati secara etika dan budaya batas-batasnya selama memenuhi kearifan lokal, etika yang disepakati saya kira tidak terjadi masalah,” kata dia, Jumat (27/8).

Diketahui, mural bernuansa kritik marak muncul di berbagai daerah. Umumnya, mural bertemakan kritik terhadap pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

Tak sedikit mural yang dihapus petugas. Beberapa mural yang bergambar wajah mirip Presiden Joko Widodo juga tak luput dihapus petugas.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>