Bergabungnya PKB-NasDem ke Prabowo, Bentuk Kerapuhan Koalisi Perubahan


Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu (Foto: Dok. PKS).

AKTUALITAS.ID – Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, mengeluarkan pernyataan menarik terkait dinamika politik pasca-Pemilu 2024. 

Menurutnya, Koalisi Perubahan, yang sebelumnya dianggap sebagai kekuatan alternatif dalam politik Indonesia, kini menghadapi tantangan serius akibat pragmatisme politik yang praktis.

Pasca-penetapan kemenangan Prabowo-Gibran, langkah PKB dan NasDem untuk mendukung presiden dan wakil presiden terpilih telah mengundang sorotan dari berbagai pihak. 

Ahmad menilai bergabungnya partai-partai tersebut ke kubu pemenang sebagai indikator nyata dari kerapuhan Koalisi Perubahan.

“Dalam konteks ini, Capres Anies Baswedan, yang sebelumnya menjadi simbol narasi kritis, seolah ditinggalkan oleh partai-partai yang sebelumnya diuntungkan oleh narasi kritis dan coattail effects dari ketokohan Anies Baswedan,” ujarnya.

Ahmad menambahkan bahwa bubarnya Koalisi Perubahan menggambarkan bahwa narasi kritis yang digunakan selama kampanye tidaklah didasarkan pada pemikiran yang mendalam tentang kondisi demokrasi, melainkan sebagai strategi politik semata untuk mendapatkan dukungan publik.

Para pengamat politik juga menyoroti bahwa kritik terhadap pemerintah dengan narasi perubahan begitu mudah dihapus dengan argumen rekonsiliasi dan persatuan. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang konsistensi politik dan integritas partai-partai dalam menghadapi dinamika politik yang terus berkembang.

Pernyataan Ahmad Khoirul Umam menjadi panggilan bagi para pemangku kepentingan politik untuk melakukan refleksi mendalam terhadap peran dan tujuan politik mereka, serta untuk menjaga kohesi koalisi dalam menghadapi berbagai tantangan politik di masa depan. (YAN KUSUMA/RAFI)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>