Berita
Sri Mulyani Ungkap The Long and Winding Road dalam Proses Pembangunan Indonesia
AKTUALITAS.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut perjuangan menuju cita-cita suatu negara pasti tidak akan dihadapkan pada jalan yang mudah, lurus, dan mulus. Hal itu disampaikan Menkeu dalam event Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2023 pada Kamis (20/07).
“Hampir seluruh negara-negara di dunia di dalam striving atau perjuangan menuju suatu cita-cita pasti tidak akan dihadapkan pada jalan yang mudah lurus dan mulus. Itu adalah suatu keniscayaan”, ujar Sri Mulyani.
Meski demikian, menurutnya setiap negara perlu untuk belajar dari setiap kejadian, fenomena historis, dan suasana geopolitik untuk memperbaiki diri dan menyiapkan diri terhadap berbagai tantangan yang pasti akan dihadapi.
Menkeu menyebut, Indonesia pernah mengalami tiga kali shock atau krisis dan selalu bisa pulih dan mengatasi berbagai macam krisis tersebut. Pertama, ketika terjadi krisis keuangan pada tahun 1997-1998. Krisis kedua juga terjadi pada saat terjadi krisis ekonomi global pada 2009-2010 dan terbaru adalah pandemi COVID-19.
Sri Mulyani mengungkapkan, Indonesia belajar banyak dari krisis tahun 1997-1998 yang melahirkan era reformasi bahkan menyebabkan perubahan total di dalam pengelolaan keuangan negara. Ia pun mengungkapkan peran hadirnya negara dalam setiap situasi krisis.
Ia juga menegaskan di dalam setiap krisis pemerintah selalu menempatkan keuangan negara sebagai instrumen utama dan pertama untuk menyelamatkan masyarakat serta perekonomian.
“Jadi waktu 1997-1998 yang hadirnya dengan melakukan bailing out terhadap sektor keuangan yang kolaps. 2008-2009 negara hadir menstabilkan suasana global yang waktu itu goncangannya luar biasa. Kemudian krisis pandemi baru saja kita lewati” tukasnya.
Dalam situasi global financial crisis tahun 2009-2010, pemerintah belajar dengan menyempurnakan regulasi di sektor perbankan, capital market, serta lembaga keuangan bukan bank seperti asuransi dan dana pensiun.
Ia menambahkan, dalam menghadapi krisis pandemi Covid, Indonesia menggunakan instrumen fiskal disusul dengan instrumen moneter kemudian melakukan berbagai langkah-langkah yang non konvensional termasuk melebarkan defisit.
Menkeu pun berujar bahwa Indonesia termasuk sedikit negara yang mengalami tiga kali krisis dan belajar, bahkan bisa pulih dan menangani krisis dengan baik.
“Belajar dari shock-shock yang terjadi di dalam perjalanan Indonesia yang long and winding road, kita boleh punya optimisme yang bagus, yang tinggi. Karena Indonesia itu termasuk sedikit negara yang mau dan bisa belajar dari berbagai shock”, pungkasnya. (Red)
-
FOTO17/11/2025 08:31 WIBFOTO: Aksi Seniman Jalanan Dukung Produk UMKM Konveksi
-
NASIONAL17/11/2025 11:15 WIBWakil Ketua DPR RI: Sebut Program MBG Tak Perlu Ahli Gizi
-
OLAHRAGA17/11/2025 14:00 WIBKalahkan Jepang 0-1 Tim Sepak Bola CP Indonesia Melaju ke Semifinal
-
RIAU17/11/2025 19:45 WIBPolda Riau Gelar Operasi Zebra Lancang Kuning 2025, Tekankan Edukasi, Keselamatan, dan Green Policing Jelang Operasi Lilin
-
NASIONAL17/11/2025 07:00 WIBGuru Besar HTN: Lembaga Negara Semakin Tidak Patuh pada Putusan MK
-
RIAU17/11/2025 22:02 WIBPolres Pelalawan Ungkap Sindikat BNN Gadungan Pemeras PNS, Tiga Pelaku Ditangkap
-
EKBIS17/11/2025 09:30 WIBIHSG dan LQ45 Kompak Menguat Pagi Ini (17/11), Investor Uji Resisten 8.400
-
NASIONAL17/11/2025 10:00 WIBMKMK Pertanyakan Laporan Ijazah Palsu Arsul Sani ke Bareskrim Polri

















