Berita
4 Adab Jalani Hidup dalam Kefakiran untuk Menghindari Kekufuran
AKTUALITAS.ID – Hidup dalam kefakiran sudah tentu bukan harapan bagi setiap orang. Akan tetapi terkadang Allah SWT menempatkan seseorang dalam kondisi sebagai ujian.
ketika seseorang ditakdirkan hidup menjadi orang fakir atau miskin, bukan berarti menganggap diri sebagai makhluk hina dan meninggalkan adab, apa lagi menjadi kufur.
Seorang fakir yang mengeluh dan meratapi nasibnya dinilai sebagai perbuatan sia-sia yang tidak ada manfaatnya. Syekh Abdul Qadir menyarankan agar orang fakir bisa menikmati kefakirannya melebihi orang kaya yang menikmati kekayaannya.
ومن شرطه أن يكون قلبه أقوى بصفاء الحال عند خلو يده من المال، فكلما قل الفتوح كثر طيب قلبه وقوته ونوره، وازداد فرحه بشعار الصالحين
Artinya: “Di antara syarat orang fakir adalah memiliki hati yang kuat dan bersih ketika tidak memiliki apa-apa di tangannya. Semakin sedikit rezeki yang diperoleh, semakin baik pula hati, kekuatan, dan cahayanya, serta semakin senang dengan nasihat orang-orang saleh.” (Syekh Abdul Qadir Jailani, Al-Ghunyah li Thâlibi Tharîqil Ḫaq [Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 1997] Juz II, halaman 291)
Jika kefakiran malah membuat seseorang menjadi gelap mata, mengeluh, bahkan sampai geram pada Allah, maka sesungguhnya ia telah terpedaya dan melakukan dosa besar.
Syekh Abdul Qadir Jailani mengungkapkan sejumlah adab yang mesti dilakukan seseorang ketika menghadapi kefakiran. Berikut ini adalah 4 adab yang harus dilakukan seseorang ketika berada dalam kefakiran:
1. Jangan Ragu dengan Allah
Seorang fakir hendaknya tidak bingung memikirkan rezeki untuk esok hari. Kepentingannya hanya untuk hari ini dan tidak berangan-angan rezeki esok hari.
Walaupun masih misteri tapi tetap yakin Allah telah menyiapkan rezeki untuk esok hari. Selain itu, seorang fakir juga mesti berkeyakinan bahwa rezeki yang didapatkan hari ini, itulah yang terbaik.
2. Mengingat kematian
Seorang fakir hendaknya selalu ingat dengan kematian yang bisa datang kapan saja. Dengan begitu, ia akan menikmati kefakirannya, menghilangkan angan-angan duniawi, dan fokus pada bekal yang disiapkan untuk kehidupan berikutnya.
3. Giat Kerja dan Beramal
Bersikap mandiri, tidak bergantung dan mengharapkan pemberian dari orang lain adalah sikap mulia bagi seorang Muslim, terlebih bagi orang fakir.
Bagi Allah, orang fakir yang mau berbagi jauh lebih baik dari orang kaya yang hanya mau menerima dan tidak mau berbagi.
4. Hati-hati dalam Mencari Rezeki
Seorang fakir hendaknya memiliki wara, yaitu bersikap hati-hati terhadap hal-hal yang masih belum jelas status halalnya. Walaupun sedang terlilit ekonomi, seorang fakir harus tetap bekerja keras mencari rezeki halal serta tidak tergoda dengan barang haram dan kemaksiatan. Seorang ahli hikmah berkata:
من لم يصحبه الورع في فقره أكل الحرام وهو لا يدري
Artinya: “Barang siapa yang tidak memiliki sikap wara saat fakir, maka tanpa sadar ia akan memakan barang haram.” (NOUFAL/RAFI)
-
POLITIK14 jam lalu
Bawaslu RI: Sukses Pilkada Serentak 2024 Butuh Kerja Sama Seluruh Pihak
-
EkBis24 jam lalu
APBN Salurkan Rp463,1 Triliun untuk Pendidikan, Menkeu Sri Mulyani: Demi Indonesia Maju
-
Nasional20 jam lalu
Polda Metro Jaya Tangkap Istri Buronan Kasus Judi Online
-
Multimedia4 jam lalu
FOTO: Bawaslu akan Telusuri Video Prabowo dengan Cagub di Jateng
-
Oase23 jam lalu
Kapan Anak Perlu Tidur Terpisah dari Orang Tua Menurut Islam?
-
Nasional16 jam lalu
Tujuh Napi Narkoba Kabur dari Rutan Salemba dengan Menjebol Teralis Kamar
-
POLITIK7 jam lalu
Ada Dugaan Pelanggaran, Bawaslu Selidiki Video Dukungan Prabowo untuk Ahmad Luthfi-Taj Yasin
-
EkBis20 jam lalu
Anindya Bakrie Ternyata Hanya Ketua Dewan Pertimbangan