Tiada Kematian di Neraka


Semuanya akan kembali ke asalnya.

Betapa nikmatnya menyeruput secangkir teh hangat di pagi hari yang sejuk. Betapa lezatnya menikmati suguhan es teler di tengah panasnya terik mentari yang menyengat. Betapa indahnya duduk di sebuah taman yang indah bersama orang-orang yang dicintai.

Namun semua kenikmatan itu akan terputus. Akan sirna dan lenyap. Berganti dengan azab Allah dan siksanya bila ternyata kita terlena selama berada di dunia. Tersilaukan dengan kenikmatan sementara sehingga lupa. Bahwa setiap detik yang berlalu akan ditanya.

Mereka yang tidak lulus dalam menjawab soal-soal tersebut. Maka tiada lagi senyum yang menghias di bibir. Tiada lagi secangkir teh hangat. Atau semangkuk es teler. Yang ada hanyalah siksaan dan siksaan. Tiada pernah berhenti sejenakpun.

Pernahkah kau melihat ikan goreng yang telah mengelupas kulitnya. Bagaimana kiranya bila wajahmu yang digoreng? Tengoklah rintihan penghuni neraka:

“Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu”. Mereka (penghuni surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” (QS Al-Araf: 50)

Bahkan karena pedihnya siksaan yang diterima, mereka minta mati. Iya mereka minta mati. Mereka menyeru Malik penjaga neraka.

“Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)..” (QS Az-Zukhruf: 77)

Tiada kematian di sana. Akhi ukhti. Sebelum nasi menjadi bubur. Saatnya mengoreksi diri. Setiap kau meneguk air. Tanyakan pada dirimu apakah kelak aku akan meneguknya di akhirat?

Atau…

Ya Allah masukkan hamba ke surga-Mu. Dan jauhkan hamba dari neraka-Mu. Aamiin. [Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah]

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>