Total Kematian Corona di Brasil Capai 20 Ribu Orang


Ilustrasi (Im Hwa-young/Yonhap via AP)

Total kematian akibat wabah virus corona (Covid-19) di Brasil mencapai 20 ribu orang pada Kamis (21/5) waktu setempat. Kementerian Kesehatan Brasil menyatakan angka tersebut didapat setelah 1.188 orang meninggal dalam satu hari.

Brasil menjadi pusat penyebaran virus corona di Amerika Latin dengan mencatat lebih dari 310 ribu kasus. Para ahli meyakini jumlah kasus sesungguhnya lebih dari itu sebab pengujian kesehatan masyarakat masih rendah.

Kurva infeksi serta tingkat kematian yang meningkat tajam membuat negara dengan 210 juta penduduk ini menempati urutan ketiga kasus Covid-19 terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Rusia.

Berdasarkan data resmi Kementerian Kesehatan Brasil, jumlah korban tewas di sana juga menjadi yang tertinggi keenam di dunia setelah meningkat signifikan dalam 11 hari terakhir.

Walau banyak korban, Presiden Brasil Jair Bolsonaro memilih melanjutkan seruan pencabutan penguncian wilayah (lockdown) dalam waktu dekat untuk menghidupkan kembali perekonomian yang lesu. Sekitar 27 negara bagian di sana saat ini dalam kondisi lockdown sejak akhir Maret.

Sao Paulo, ibu kota ekonomi dan budaya Brasil, menjadi kawasan yang paling terdampak Covid-19. Sekitar seperempat jumlah total kematian dan infeksi di Brasil berada di sana.

Gubernur Sao Paulo Joao Doria kerap berselisih pendapat dengan presiden terkait penanganan wabah virus corona. Ia menyatakan saat ini harus memerangi virus corona dan virus Bolsonaro.

Rumah sakit di Sao Paulo, Rio de Janeiro, dan beberapa negara bagian di utara dan timur laut Brasil hampir hancur. Pemerintah setempat terus berupaya membangun rumah sakit darurat dengan kapasitas yang lebih besar dalam waktu cepat.

Namun Bolsonaro terus membandingkan virus corona dengan flu dan menggantungkan harapan pada obat anti-malaria untuk menghentikan pandemi tersebut.

Menteri kesehatan Brasil telah berganti dua kali sejak pandemi Covid-19 dan kali ini dipercayakan kepada Jenderal militer Eduardo Pazuello.

Pekan lalu, Menteri Kesehatan Nelson Teich mengundurkan diri setelah bekerja kurang dari sebulan akibat berselisih pendapat dengan presiden mengenai penggunaan chloroquine dan hydroxychloroquine dalam menangani Covid-19.

Ia menyatakan obat-obatan tersebut tak terlalu meyakinkan untuk menghadapi Covid-19. Para ilmuwan bahkan menyatakan perlu penelitian lebih lanjut untuk menguji keamanan dan efektivitas dua obat itu.

Tetapi Bolsonaro bersikeras menganggap obat-obatan tersebut ajaib dan efektif mengatasi Covid-19. Sehingga, semua pasien Covid-19 langsung diberikan salah satu dari dua obat itu setelah Nelson Teich mengundurkan diri.

“Masih belum ada bukti ilmiah, tapi chloroquine sedang dipantau dan digunakan di Brasil serta seluruh dunia. Kita sedang berperang,” kata Bolsonaro.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>