Dalam Setahun Terakhir, Harga Minyak Lompat ke Level Tertinggi


Ilustrasi pengeboran minyak. - Bloomberg/Jeyhun Abdulla

AKTUALITAS.ID – Harga minyak mentah dunia melompat lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Jumat (12/2), waktu AS. Harga minyak berhasil menyentuh level tertingginya dalam satu tahun terakhir usai jeblok berturut-turut hingga ke posisi minus di era pandemi covid-19.

Kenaikan harga minyak ditopang oleh harapan stimulus AS untuk mendorong roda ekonomi Negeri Paman Sam. Harga minyak juga terdorong permintaan bahan bakar di tengah pengetatan pasokan akibat pemangkasan produksi oleh negara-negara penghasil utama minyak.

Mengutip Antara, Sabtu (13/12/2021), harga minyak mentah berjangka Brent pengiriman April naik US$1,29 atau 2,1 persen jadi US$62,43 per barel, level tertinggi kedua setelah puncaknya di US$62,83 per barel sejak 22 Januari 2020.

Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret meningkat US$1,23 atau 2,1 persen menjadi US$59,47 per barel, yang merupakan level tertinggi kedua usai puncaknya US$59,82 per barel, sejak 9 Januari 2020 lalu.

Secara keseluruhan, minyak mentah AS WTI mencatat pertumbuhan sekitar 4,7 persen, sedangkan minyak Brent meningkat 5,3 persen.

“Harapan stimulus AS dan kemajuan vaksin corona yang sedang berlangsung kemungkinan akan mempertahankan selera terhadap aset-aset berisiko dalam menawarkan dukungan ke pasar minyak,” uangkap Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois, Jim Ritterbusch.

Diketahui, harga minyak telah meningkat selama beberapa pekan terakhir, terutama setelah pengurangan produksi minyak dari OPEC dan sekutunya (OPEC+).

“Harga minyak terus melanjutkan kenaikan baru-baru ini, didukung oleh tanda-tanda lebih lanjut bahwa stok minyak mentah, terutama di AS, sedang jatuh,” terang Analis Capital Economics.

“Kami mengantisipasi persedian akan turun lebih lanjut tahun ini karena permintaan bahan bakar transportasi meningkat seiring dengan pelonggaran pembatasan perjalanan terkait virus corona,” lanjutnya.

Badan Energi Internasional (IEA) menuturkan pasokan minyak saat ini masih melebihi permintaan global, meskipun vaksin covid-19 diharapkan bisa mendukung pemulihan permintaan.

“Laporan IEA melukiskan gambaran yang lebih pesimis daripada yang diperkirakan pelaku pasar ketika harga tinggi saat ini,” tulis Commerzbank.

Data permintaan dari importir minyak terbesar dunia juga memberi gambaran suram. Jumlah orang yang melakukan perjalanan di China pada liburan Tahun Baru China atau Imlek anjlok 70 persen dari dua tahun sebelumnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>