Kubu Moeldoko Tuduh Demokrat Menjadi Tempat Berlindung Ormas Radikal


Jubir Demokrat KLB, Muhammad Rahmad

AKTUALITAS.ID – Juru Bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad menuduh, Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi tempat berlindung ormas radikal yang dibubarkan pemerintah Joko Widodo. Alasan itu juga yang mendasari Moeldoko menerima pinangan sebagai ketua umum Demokrat KLB.

Rahmad bilang, jika kelompok tersebut sampai masuk legislatif bakal membahayakan.

“Ketika organisasi-organisasi radikal itu dibubarkan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi, kami mendeteksi bahwa mereka mencari tempat berlindung di antaranya ke dalam Partai Demokrat. Setidaknya, kelompok radikal itu merasa nyaman dengan Partai Demokrat. Apalagi jika dikasih ruang untuk masuk ke dalam legislatif, maka itu akan membahayakan masa depan Indonesia,” ujarnya kepada wartawan, Senin (29/3).

Rahmad mengatakan, kelompok ini tumbuh subur dan mendapatkan tempat saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden. Efek negatifnya, kata dia, dirasakan hari ini dengan berkembangnya intoleransi, hoaks dan sebagainya.

Moeldoko bersedia memimpin Demokrat agar masa depan terhindar dari pengaruh radikalisme. Rahmad yakin betul paham radikal mencari tempat perlindungan saat ini. Meski tuduhan itu telah dibantah kubu AHY.

“Yang kita lihat adalah fakta sejarah dimana kelompok radikal saat ini berusaha mencari tempat berlindung dan kelihatannya kelompok radikal itu nyaman berada di belakang bayang bayang SBY,” ucapnya.

Alasan Moeldoko

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan alasan mengapa menerima pinangan sebagai ketua umum Demokrat hasil KLB. Mantan Panglima TNI ini bilang, di Demokrat telah terjadi pergeseran arah demokrasi.

Moeldoko mengatakan, akan terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Dia bilang pertarungan itu terstruktur dan mudah dikenali.

“Ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia emas pada 2045. Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di Demokrat,” katanya.

“Jadi bukan sekadar menyelamatkan Demokrat tapi menyelamatkan bangsa dan negara,” pungkasnya.

Kubu AHY Serang Balik

Sementara itu, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menanggapi tuduhan pergeseran ideologi di Demokrat oleh Moeldoko. Kamhar mengatakan, pernyataan tersebut cuma pepesan kosong.

“Merespon pernyataan Moeldoko tentang adanya pergeseran ideologi di Partai Demokrat, lagi-lagi menjadi pepesan kosong. Pernyataan ini justru bisa menimbulkan tanda tanya besar bagi publik. Moeldoko ini makhluk dari planet mana? Hanya karena ambisi dan syahwat politik yang tak terbendung hingga kembali membangun fitnah, namun naif,” katanya kepada wartawan, Senin (29/3).

Kamhar mengatakan, selama 10 tahun SBY memimpin pun tidak pernah ada perbenturan isu ideologi yang mengemuka. Demokrat ditegaskannya memiliki ideologi nasionalis religius. Berdasarkan Pancasila dan bersifat terbuka tanpa membedakan suku, agama, ras profesi dan lainnya.

Moeldoko, kata Kamhar, menggunakan buzzer untuk menyerang Demokrat dengan isu ideologi. Serangan itu dinilai tidak berpengaruh terhadap Demokrat.

“Moeldoko mencoba cara-cara kotor yang menggunakan buzzer untuk menyerang Partai Demokrat dengan isue ideologi. Penggiringan ini dilakukan secara sistematis namun terbaca dengan jelas, karena mereka memilih sasaran yang salah,” katanya.

“Model serupa mungkin efektif pada operasi terhadap ormas keagamaan yang rentan dan sensitif dengan isue ideologi, tapi tak relevan dan anakronis untuk diterapkan pada Partai Demokrat. Ada justifikasi yang kuat secara historis dan empiris yang membuat tuduhan ini hanya mungkin dilakukan oleh orang tolol terhadap Partai Demokrat,” tegas Kamhar.

Kamhar mengatakan, pernyataan Moeldoko itu tambah parah disampaikan ketika hari yang sama dengan teror bom bunuh diri di Makassar. Menurutnya, hal itu sangat keterlaluan.

“Lebih parahnya lagi Isu ideologi ini disampaikan Moeldoko disaat negara kita sedang terluka dan berduka akibat teror bom bunuh diri di Makassar. Moeldoko sama sekali tak punya hati. Sebagai pejabat negara, ini sungguh keterlaluan. Malah mencoba mengeksploitasi peristiwa bom bunuh diri ini dengan penggiringan isu ideologi yang dilakukan para buzzer binaan kakak pembina,” katanya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>