POLITIK
Demokrat: Pemisahan Pemilu Nasional dan Daerah Perpanjang Ketegangan Politik
 
																								
												
												
											AKTUALITAS.ID – Partai Demokrat melalui Kepala Badan Riset dan Inovasi Strategis (BRAINS) DPP, Ahmad Khoirul Umam, memberikan tanggapan terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan pemisahan antara pemilu nasional dan pemilihan kepala daerah (pilkada) mulai tahun 2029. Umam menilai keputusan ini akan menghadirkan sejumlah tantangan, terutama dalam memperpanjang siklus ketegangan politik di Indonesia.
“Dengan pemilu yang terpisah, suasana kompetisi politik akan berlangsung lebih panjang,” ungkap Umam dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/6/2025). Ia khawatir kondisi ini dapat berdampak negatif terhadap stabilitas politik dan pemerintahan, yang pada gilirannya berpotensi mengganggu stabilitas sosial di masyarakat.
Salah satu kekhawatiran utama yang disampaikan Umam adalah mengenai ketidaksinkronan pelantikan pejabat nasional dan daerah. Hal ini bisa menciptakan masalah dalam koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan lintas level, yang sangat penting untuk menjaga efisiensi dalam pemerintahan.
Umam juga menekankan pemisahan pemilu membuka ruang untuk evaluasi mendasar terhadap sinkronisasi sistem presidensial dan desentralisasi. Ketika pusat dan daerah tidak lagi berjalan seirama dalam siklus politik dan kebijakan publik, pemisahan rezim pemilu nasional dan lokal berpotensi memperdalam garis pemisah antara pusat dan daerah. “Corak sistem federalisme akan jauh lebih kuat, karena kepala daerah dan DPRD dipilih dalam satu paket dinamika politik lokal yang sama,” jelasnya.
Oleh karena itu, Umam menekankan perlunya kebijakan transisional yang dapat menjamin kohesivitas sistem pemerintahan nasional secara keseluruhan.
Keputusan MK tersebut, yang termuat dalam putusan 135/PUU-XXII/2024, menyatakan mulai 2029, pemilu anggota DPR, DPD, serta presiden dan wakil presiden akan dipisahkan dari pemilu anggota DPRD dan pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota. Dengan demikian, pemilu serentak yang selama ini dikenal sebagai ‘pemilu lima kotak’ tidak akan berlaku lagi. Keputusan ini tentunya akan menjadi titik perhatian bagi seluruh partai politik dan masyarakat menjelang pemilu mendatang. (Ari Wibowo/Mun)
- 
																	   EKBIS31/10/2025 10:30 WIB EKBIS31/10/2025 10:30 WIBHarga Komoditas Hari ini Cabai Rawit Rp40.600/Kg dan Telur Ayam Rp31.500/kg 
- 
																	   NASIONAL31/10/2025 05:30 WIB NASIONAL31/10/2025 05:30 WIBJaga “Choke Point”, Indonesia Akan Produksi 30 Kapal Selam Nirawak 
- 
																	   POLITIK31/10/2025 11:30 WIB POLITIK31/10/2025 11:30 WIBAnggota DPR: Penurunan BPIH Harus Diikuti Dengan Mutu Pelayanan Haji 
- 
																	   EKBIS31/10/2025 08:30 WIB EKBIS31/10/2025 08:30 WIBRupiah Menguat Jadi Rp16.620 Per Dolar AS 
- 
																	   OLAHRAGA31/10/2025 11:00 WIB OLAHRAGA31/10/2025 11:00 WIBJanice/Aldila Melaju ke Perempat Final WTA 250 
- 
																	   JABODETABEK31/10/2025 06:00 WIB JABODETABEK31/10/2025 06:00 WIBWaspadai Hujan Sedang di Sejumlah Wilayah Jabodetabek Hari Ini 
- 
																	   NASIONAL31/10/2025 09:00 WIB NASIONAL31/10/2025 09:00 WIBPrabowo: Cari Skema Terbaik Atasi Whoosh 
- 
																	   OTOTEK31/10/2025 10:00 WIB OTOTEK31/10/2025 10:00 WIBBaterai 7.000mAh dan DesainTipis, Realme 15T 5G Rilis di Indonesia 

 
																	
																															 
									 
																	 
									 
																	 
									 
																	 
									 
									 
									 
																	











 
											 
											 
											 
											 
											 
											




