Berita
Bakamla Ungkap Selat Malaka dan Natuna Utara Paling Rawan Pencurian Ikan
AKTUALITAS.ID – Badan Keamanan Laut (Bakamla) mengungkap Selat Malaka dan Laut Natuna Utara memiliki tingkat kerawanan tinggi pelanggaran illegal fishing atau pencurian ikan sepanjang 2020. “Secara umum dapat dilihat bahwa tingkat kerawanan tinggi terjadi di sepanjang Selat Malaka sampai dengan Laut Natuna Utara khususnya untuk pelanggaran IUU fishing,” kata Kepala Bakamla, Laksamana Madya Aan Kurnia, […]
AKTUALITAS.ID – Badan Keamanan Laut (Bakamla) mengungkap Selat Malaka dan Laut Natuna Utara memiliki tingkat kerawanan tinggi pelanggaran illegal fishing atau pencurian ikan sepanjang 2020.
“Secara umum dapat dilihat bahwa tingkat kerawanan tinggi terjadi di sepanjang Selat Malaka sampai dengan Laut Natuna Utara khususnya untuk pelanggaran IUU fishing,” kata Kepala Bakamla, Laksamana Madya Aan Kurnia, saat menyampaikan capaian kinerja Bakamla Tahun 2020, Rabu (30/12/2020).
Aan menyebut terdapat 318 jenis kerawanan di perairan RI sepanjang 2020 yang meningkat dari tahun sebelumnya yakni 265 jenis kerawanan.
Praktik penangkapan ikan dengan cara ilegal, tak dilaporkan, dan tidak diatur (Illegal, Unreported and Unregulated/IUU Fishing) menjadi paling banyak dengan 58 kasus.
Jenis kerawanan atau ancaman tertinggi berikutnya adalah penyelundupan narkoba dengan 43 kasus, penyelundupan barang (38), penyelundupan hewan (29) dan bom ikan (27).
Kemudian human trafficking (26), penyelundupan miras (24), illegal logging (15), illegal BBM (13), perompakan (12), illegal mining (10), tanpa izin/dokumen (9), kerusakan ekosistem (7), pelanggaran wilayah (6), dan penyelundupan barang muatan kapal tenggelam (BMKT) dengan 1 kasus.
“Sedangkan penyelundupan merupakan kerawanan tertinggi dan tersebar merata di sepanjang pesisir Indonesia,” ucap Aan.
Aan menuturkan Bakamla sepanjang tahun ini sudah memeriksa 1.018 kapal dengan 24 kapal ditahan.
“Kita meriksanya cukup banyak. Tapi banyak yang kalau kapal-kapal yang berbendera Indonesia karena kesalahan administrasi kita peringatkan, kita kasih warning saja,” tutur dia.
Lebih lanjut, ia menyampaikan angka kecelakaan laut di tahun ini juga cenderung meningkat dibandingkan tahun 2019. Aan tidak menjelaskan jumlah perbandingan kecelakaan tersebut.
Hanya saja, menurut dia, kecelakaan mayoritas disebabkan oleh faktor cuaca seperti gelombang laut yang besar.
“Tetapi akar permasalahan berpotensi dominan disebabkan oleh faktor human error. Kurang cakap dalam membaca cuaca, pemeliharaan permesinan, serta kurang waspada sehingga mengakibatkan kapasitas muat jadi akar masalah kecelakaan di laut,” imbuh dia.
Untuk mengantisipasi, Aan mengklaim Bakamla sudah melakukan program rutin sosialisasi menghadapi cuaca buruk terutama kepada nelayan.
“Kita kasih buku panduan untuk mengurangi terjadi kecelakaan,” pungkas Aan.
-
NASIONAL16/11/2025 09:00 WIBPolisi Aktif di Jabatan Sipil Terancam Putusan MK, Berikut Daftarnya
-
NASIONAL16/11/2025 06:00 WIBPEDPHI: RUU KUHAP Berpotensi Optimalkan Sistem Peradilan Pidana Indonesia
-
POLITIK16/11/2025 07:00 WIBRUU Pemilu: Integrasi Teknologi dan AI Jadi Fokus Utama
-
JABODETABEK16/11/2025 07:30 WIBPolda Metro Jaya Buka Layanan SIM Keliling Hari Minggu, Ini Lokasinya
-
NASIONAL16/11/2025 10:00 WIBEddy Soeparno Tegaskan Kesiapan Indonesia Pimpin Aksi Iklim Asia di COP30
-
NUSANTARA16/11/2025 06:30 WIBBencana Longsor Cilacap: 11 Jenazah Ditemukan, Pencarian Masih Berlanjut
-
OASE16/11/2025 05:00 WIBMengenal Surat Al-Qasas Ayat 1-28: Kisah Nabi Musa dan Pertolongan Allah
-
EKBIS16/11/2025 08:30 WIBPertamina Naikkan Harga Dexlite dan Pertamina Dex, Ini Daftar Harga BBM Hari Ini

















