Tak Punya Puskesmas, Puluhan Warga di Maluku Tewas Akibat Diare


Ilustrasi

AKTUALITAS.ID – Sebanyak 10 warga dari keluarga miskin, di tujuh Desa, di Saumlaki, Kepulauan Tanimbar, Maluku dinyatakan meninggal akibat diare.

Temuan kasus muntaber (mutah, berak) atau diare itu berdasarkan laporan dari sejumlah puskesmas di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

“Dalam kurun waktu dua bulan terakhir Januari hingga Februari 2020 tercatat sepuluh pasien wafat akibat diare. Warga yang meninggal itu akibat tak ada puskesmas untuk menangani pasien disejumlah desa di Saumlaki,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Saumlaki, Kepulauan Tanimbar, Edwin Tomasoa, Sabtu (15/2/2020) saat dikonfirmasi.

Ia mengatakan sepuluh warga yang meninggal itu tersebar di tujuh desa yang dirawat di empat Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) disejumlah kecamatan di Kepulauan Tanimbar.

Edwin menjelaskan, warga miskin di sejumlah desa yang meninggal itu tidak serentak, tetapi meninggal bertahap mulai Januari hingga Februari 2020.

Korban pasien yang meninggal ditangani Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Saumlaki sebanyak tiga warga Desa Lermatang, satu warga Desa Wesawak dan satu warga Desa Bomaki.

Sementara di Puskesmas Lorulun yang meninggal 2 warga Desa Atubul DA dan Arui Bab. Sedangkan di Puskesmas Seira, hanya satu warga Desa Wermatang.

Terakhir, Puskesmas Adodo Molu, sebanyak dua warga Desa Nerkat meninggal akibat terserang diare.

“Dari empat puskesmas paling banyak (kasus) meninggal (ada) di Puskesmas Saumlaki,”pungkasnya.

Ia menambahkan, ada warga yang meninggal akibat tak ada puskesmas di desa. Warga yang meninggal, kata Edwin, tak semuanya murni terkena diare. Tapi, beberapa warga meninggal akibat sakit paru-paru dan penyakit lain. Saat ini, katanya, warga disejumlah desa di Saumlaki, Kepulaun Tanimbar yang menderita diare sudah tertangani.

“Tenaga kesehatan dikerahkan ke desa-desa yang tak punya puskesmas maupun pustu (puskesmas pembantu),” ujarnya.

Penyebab warga mudah terserang diare menurut Edwin lantaran warga belum membudayakan pola hidup bersih sehat (PHBS).

“Seperti membiasakan cuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga stamina tubuh,” ungkapnya.

Untuk itu, penanganannya tak hanya terfokus pengobatan saja namun memaksimal pola hidup sehat dan bersih terus gencar dilakukan ke warga. Ia berharap, upaya pencegahan penyakit infeksi diare tersebut dapat menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Adonia Rerun mengatakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepulauan Tanimba (KKT) menyatakan warga di Saumlaki yang tewas akibat diare atau muntaber itu terjadi antara rentang waktu 25 Januari hingga pekan pertama Februari 2020.

“Ada memang yang meninggal akibat diare sebanyak 10 orang […] Tadi saya langsung komplain ke Kadis Kesehatan KTT, ada kejadian seperti ini tapi tidak segera lapor ke kita,” tuturnya.

Masalah muntaber, kata dia menjadi perihatian serius pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku. Khususnya di Saumlaki, Kepulauan Tanimbar, persoalan tersebut cukup tinggi sehingga masalah diera segera dilaporkan ke Dinkes Provinsi Maluku.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>