Corona Masih Terjadi, Ma’ruf Amin Minta Ulama Ingatkan Warga yang Tak Taat Protokol Kesehatan


Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan pidato dalam acara peluncuran Index Kerawanan Pemilu (IKP) di Jakarta, Selasa (25/2/2020). Bawaslu meluncurkan Pilkada 2020 IKP ini untuk memetakan potensi kerawanan Pilkada Serentak 2020 yang berlangsung di 270 daerah dengan fungsi antisipasi dan pencegahan dini.AKTUALITAS.ID/Munzir

AKTUALITAS.ID – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan bahwa penyebaran virus Corona masih terjadi karena kurangnya penerapan protokol kesehatan di tengah-tengah masyarakat. Ma’ruf kemudian meminta peran ulama dalam upaya pencegahan penularan COVID-19.

Awalnya, Ma’ruf bercerita pelonggaran pembatasan yang dilakukan pemerintah karena adanya penurunan kasus. Hal itu disampaikan Ma’ruf saat Silaturahmi Santap Siang Bersama dan Dialog dengan Organisasi Massa Islam di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 6, Jakarta Pusat, Jumat (17/07/2020).

“Sebenarnya semua kita melihat ada penurunan oleh karena itu diberlakukan dulu namanya new normal, sekarang namanya adaptasi kebiasaan baru, AKB,” ujar Ma’ruf dalam sambutannya.

Namun, saat kenormalan baru itu dilakukan, Ma’ruf menyebut terjadi peningkatan kasus Corona. Menurutnya peningkatan kasus terjadi karena protokol kesehatan tidak diterapkan.

“Tapi setelah itu kita lakukan kenapa masih naik? Itu karena masyarakat kurang mentaati protokol kesehatan, ini nomor satu,” katanya.

Ma’ruf mengatakan menghadapi pandemi virus Corona ada pada dua sektor, yaitu ekonomi dan kesehatan. Ma’ruf menyebut kedua hal tersebut harus seimbang.

“Jadi memang kita tidak mungkin menyatukan ekonomi ini kalau tidak akan datang lebih bahaya lagi kalau tidak dihidupkan (ekonomi). Karena itu dua-dua harus ditangkal. Tapi bahaya lain bisa naiknya masalah yang terpapar,” tuturnya.

Ma’ruf menyatakan, kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan adalah tantangan yang tengah dihadapi. Sehingga Ma’ruf meminta peran ulama untuk menyampaikan sosialisasi.

“Yang jadi masalah sekarang adalah kepatuhan masyarakat, bahasa ulamanya itu bagaimana masyarakat itu sami’na wa atho’na, jangan sampai mendengar, tahu ada protokol kesehatan, tapi tidak dilaksanakan. Tidak pakai masker, tidak menjaga jarak, tidak mencuci, tangan terus bergerombol tanpa batas, ini ternyata dari penelitian itu disiplin masyarakat, sikap sami’na wa atho’na,” ungkapnya.

“Nah saya kira ini lah makanya peran ulama menjadi sangat penting, untuk kita semua, untuk kebaikan semuanya, dalam rangka menjaga umat. Mengingatkan orang yang lupa, lupa agama, lupa salat lupa juga menaati protokol kesehatan,” imbuhnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>