Imam Besar Pulang, Semua Senang?


Habib, rizieq, fpi,
Ilustrasi Imam Besar Habib Rizieq

10 November hari pahlawan. 10 November sang habib pulang. Bahkan Habib Rizieq Shihab sendiri yang secara resmi mengumumkan kepulangannya setelah menetap di Arab Saudi sejak April 2017.

Sudah barang tentu berita ini menyedot berbagai tanggapan. Pro dan kontra, itu pasti. Laskar FPI dan elemen lain yang ‘sepaham’ dengannya langsung menyambutnya dengan gegap gempita. Persiapan penyambutan segera disusun serapi mungkin, sehangat mungkin untuk menyambut sang imam besar. Bahkan konon, sederet agenda habib sepulang dari Arab sudah terjadwal padat.

Namun ternyata, kabar mudik sang habib ini terus menjadi perdebatan seru antara pemerintah dan kubu habib menyoal bagaimana habib akhirnya pulang. Pemerintah lewat Duta Besar RI untuk Arab Saudi, AM Abegebriel mengungkap fakta jika pimpinan FPI itu pulang setelah masuk daftar deportasi karena pelanggaran imigrasi. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Mahfud MD selaku menkopolhukam.

Namun, pernyataan itu langsung dibantah oleh sang habib. Bahkan dengan lantang, habib mengatakan akan menuntut ke jalur hukum siapa pun, termasuk pemerintah yang mengatakan jika dia terbelit persoalan overstay di Arab Saudi.

Merunut ke belakang, hijrahnya Habib Rizieq ke Arab bermula saat dirinya dan keluarga menunaikan ibadah umroh pada 2017 silam. Dan saat itu muncul kasus chat mesum yang membuatnya harus berhadapan dengan persoalan hukum. Orang pun menduga-duga kalau kepergian sang habib untuk menghindari proses hokum. Namun lagi-lagi hal itu dibantah oleh Sekretaris Umum FPI Munarman. Ia menyebut hingga kini ada delapan laporan yang menyeret Rizieq ke kepolisian. Dua di antaranya telah SP3, yaitu kasus chat mesum dan pernyataan soal Pancasila.

Secara tegas Munarman menyebut bahwa laporan-laporan tersebut hanya didasari ketidaksukaan pada Rizieq dan bermaksud mengkriminalisasnya yang dilakukan oleh para pemegang kekuasaan.

Terlepas dari pro dan kontra itu, kedatangan ulama karismatik yang ditahbiskan sebagai imam besar umat Islam Indonesia itu ke rumah Petamburan, seharusnyalah dimaknai sebagai meredanya ketegangan antara sang habib dengan pihak-pihak yang selama ini berseberangan pandangan.

Kalau beberapa tahun lalu ada masalah, ikhlaskan saja. Tak perlu saling ngotot. Yang sudah berlalu ya sudah biarkan berlalu, lupakan dan tak perlu dikorek-korek lagi. Semoga saja kali ini Habis Rizieq benar-benar pulang,tidak seperti isu-isu yang dulu bahwa habib akan pulang, tapi ternyata tidak terjadi.

10 November nanti mungkin akan jadi ajang kangen-kangenan dan hari ‘haru-biru’ berkumpulnya kembali Habib Rizieq dengan ribuan bahkan mungkin jutaan jamaahnya. Jadikan Indonesia sejuk dan damai, Bib.

Tentu semua berharap tak ada ‘gejolak’ atas kepulangan sang habib. Sudah sepatutnya kedatangan ulama besar disambut dengan tangan terbuka dan senyum persahabatan. Agar semua senang, semua saling mendoakan.

Ahlan wa sahlan, Bib…

[Samsu/KBH]

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>