Gara-gara Serangan Siber di Pipa AS, Harga Minyak Dunia Naik


Ilustrasi pengeboran minyak. - Bloomberg/Jeyhun Abdulla

AKTUALITAS.ID – Harga minyak dunia naik tipis pada perdagangan Selasa (11/5), waktu setempat. Kenaikan harga minyak ditopang oleh kekhawatiran terhadap kekurangan bensin akibat pemadaman di sistem pipa bahan bakar AS usai serangan siber.

Dilansir Antara, Rabu (12/5), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik 23 sen atau 0,3 persen menjadi US$68,55 per barel.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni naik 36 sen atau 0,6 persen menjadi US$65,28 per barel.

Diketahui, Colonial Pipeline, operator pipa bahan bakar utama AS yang mengangkut lebih dari 2,5 juta barel per hari (bph) bensin, solar, dan bahan bakar jet, mengaku masih berupaya memulihkan sebagian besar operasi jaringan pipanya hingga akhir pekan.

Saat serangan keamanan siber terdeteksi pada Jumat (7/5) lalu, perusahaan telah menghentikan sementara semua operasi jaringan pipa.

“Sementara risiko jangka pendek dikesampingkan, pasar masih tampak terguncang oleh peristiwa tersebut, mengingat sifat serangan dan skala infrastruktur yang diakibatkan,” tulis Analis Pasar Minyak Rystad Energy Louise Dickson.

“Pasar sekarang khawatir tentang kemungkinan kejadian seperti ini terulang kembali dan khawatir dengan tingkat keparahan serangan di masa mendatang,” lanjutnya.

Sekadar informasi, gangguan pasokan bahan bakar telah mendorong harga di pompa bensin ke level tertingginya dalam beberapa tahun. Ditambah lagi, permintaan melonjak di beberapa wilayah yang dilayani oleh Colonial Pipeline.

“Pasar tampaknya berasumsi bahwa aliran normal akan dilanjutkan pada akhir pekan nanti dan karena tidak ada masalah operasional yang muncul, panduan ini sepertinya benar,” imbuh Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch.

Berdasarkan dua sumber pasar, mengutip data American Petroleum Institute (API), pasokan minyak mentah AS melorot 2,5 juta barel dalam sepekan terakhir. Sedang, pasokan bensin naik 5,6 juta barel.

Hal itu dikarenakan pedagang menimbun minyak sulingan dari pusat penyulingan Gulf Coast AS usai serangan siber yang melumpuhkan jaringan pipa terbesar di AS.

Di sisi lain, OPEC menaikkan perkiraan permintaan minyak mentah sebesar 200 ribu barel per hari. OPEC bersikeras terhadap proyeksi pemulihan ekonomi di China dan AS, meskipun India, salah satu konsumen minyak terbesar tengah menghadapi krisis virus corona varian baru.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>