3 Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullah SAW


Doa adalah sebentuk permohonan kepada Allah SWT. Di dalam doa, tebersit keyakinan bahwa Tuhan akan mengabulkan keinginan hamba-Nya. Tidak hanya manusia, malaikat pun memanjatkan doa kepada-Nya.

Menurut sebuah hadis, malaikat pernah mengucapkan tiga buah doa yang berkaitan dengan kaum Muslimin. Ketiga doa itu disimak Nabi Muhammad SAW. Beliau kemudian mengaminkan masing-masing doa tersebut. Berikut ini sejumlah riwayat tentang doa malaikat:

عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: احْضُرُوا الْمِنْبَرَ، فَحَضَرْنَا، فَلَمَّا ارْتَقَى دَرَجَةً قَالَ: ” آمِينَ “، فَلَمَّا ارْتَقَى الدَّرَجَةَ الثَّانِيَةَ قَالَ: ” آمِينَ “، فَلَمَّا ارْتَقَى الدَّرَجَةَ الثَّالِثَةَ قَالَ: “آمِينَ”، فَلَمَّا فَرَغَ، نَزَلَ مِنَ الْمِنْبَرِ قَالَ: فَقُلْنَا له: يَا رَسُولَ اللهِ؛ لَقَدْ سَمِعْنَا الْيَوْمَ مِنْكَ شَيْئًا لَمْ نَكُنْ نَسْمَعُهُ، قَالَ: ” إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامِ عَرضَ لِي فَقَالَ: بَعُدَ مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ، فَلَمَّا رَقِيتُ الثَّانِيَةَ قَالَ: بَعُدَ مَنْ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، فَلَمَّا رَقِيتُ الثَّالِثَةَ قَالَ: بَعُدَ مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ الْكِبَرَ عِنْدَهُ أَوْ أَحَدُهُمَا، فلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ – أَظُنُّهُ قَالَ – فَقُلْتُ: آمِينَ

[رواه البيهقي في شعب الإيمان (3/ 134) ح 1471]

Muliakan Ramadhan

Diriwayatkan dari Ka’ab bin Ujrah RA, pada suatu hari Nabi SAW naik ke mimbar. Ketika menapaki anak tangga pertama, kedua, dan ketiga, beliau selalu mengucapkan, Amiin. Melihat itu, para sahabat pun berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah SAW, kami semua mendengar engkau berkata, ‘amiin, amiin, amiin.’

Mereka bertanya, Mengapa engkau melakukan itu?” Nabi SAW menjawab, “Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan tetapi dosanya tidak diampuni. Maka aku pun mengucapkan, ‘Amiin.’”

Kemudian dia (Jibril) berkata, ‘Celakalah seorang hamba jika mendapati kedua atau salah satu orang tuanya masih hidup, tetapi keberadaan orang tuanya tidak membuatnya masuk ke dalam surga.’ Aku pun berkata, ‘Amiin.’ Selanjutnya, dia berkata, ‘Celakalah seorang hamba jika namamu (Muhammad) disebutkan di hadapannya, tetapi dia tidak bershalawat untukmu.’ Maka aku pun berkata, ‘Amiin.’

Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW antara lain mengingatkan kita tentang kemuliaan Ramadhan. Ternyata, masih banyak umat Islam yang menjalani bulan suci tetapi justru enggan memohon ampun dan rahmat kepada Allah SWT. Akhirnya, Ramadhan berlalu, sedangkan dirinya masih berlumuran dosa. Malaikat Jibril pun mendoakan celaka atas mereka.

Berbakti ke Orang Tua

Dalam doa yang dikutip hadits tersebut, Malaikat Jibril juga menyinggung perihal anak yang tidak berbakti kepada orang tua. Islam mengajarkan manusia agar merawat dan menyayangi kedua orang tua.

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS Lukman 14).

Berbakti kepada kedua orang tua tak terbatas waktu. Selama hayat masih dikandung badan, seorang anak bisa berbakti kepada bapak dan ibunya. Bakti itu bisa berupa mencukupi kebutuhan hidupnya, mendoakannya, atau menyambung silaturahim kepada karib-kerabatnya. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya (orang tua) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (QS Al Isra’ 24).

Bershalawat

Akhirnya, Malaikat Jibril turut mengecam Muslim yang tidak bershalawat ketika nama Nabi Muhammad SAW disebut. Shalawat merupakan ungkapan rasa cinta dan kerinduan kita kepada Rasulullah SAW. Caranya, dengan mengucapkan lafaz-lafaz, seperti Allahumma shalli ‘ala Muhammad dan sebagainya.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا “Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada Nabi (Muhammad). Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepada Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS Al Ahzab 56).

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, Alangkah kikirnya umatku manakala namaku disebut, tetapi tidak bershalawat kepadaku. Dengan bershalawat, insya Allah, kita akan mendapatkan syafaat di akhirat kelak.

“Manusia yang paling berhak bersamaku (Nabi SAW) pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.” (HR Tirmidzi).

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>