Cegah Penyebaran Virus Corona, Pemkot Surabaya Setop CFD untuk Sementara Waktu


Ilustrasi

AKTUALITAS.ID – Pemkot Surabaya meniadakan Car Free Day (CFD) untuk sementara waktu. Itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.

CFD biasanya berlangsung pada Minggu pagi di beberapa titik. Di antaranya di Taman Bungkul, Jalan Tunjungan dan Jalan Kertajaya. Kini semuanya dihentikan untuk sementara waktu.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya Ikhsan mengatakan, keputusan peniadaan CFD diambil setelah melalui rapat koordinasi tadi pagi. Rapat dihadiri berbagai unsur. Yakni Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging RSU dr Soetomo, dinas-dinas terkait, Polrestabes Surabaya, Polres Tanjung Perak, TNI dan para camat.

“Ini merupakan bagian dari kita dalam upaya menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat,” kata Ikhsan saat jumpa pers di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Jumat (13/03/2020).

Ikhsan menambahkan, tim dokter yang menangani virus corona atau Covid-19 di Surabaya juga merekomendasikan agar meminimalisir kegiatan-kegiatan yang dapat mengumpulkan massa. Salah satunya yakni Car Free Day. Pihaknya memastikan akan terus berkoordinasi dengan mereka hingga kegiatan seperti CFD ini dinyatakan aman.

“Kita juga lakukan evaluasi terus, mana yang kegiatan ditunda dan mana yang tetap dilaksanakan,” tambah Ikhsan.

Hal yang sama diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Eko Agus Supiadi. Car Free Day ditiadakan sementara untuk melindungi warga Surabaya dan mencegah penularan virus corona. Salah satunya yakni dengan meminimalisir kegiatan-kegiatan yang dapat mendatangkan kerumunan massa.

“Nah, ini untuk meminimalisir terkait penyakit Covid-19. Makanya untuk sementara waktu CFD ditiadakan sampai nanti tim dokter menyatakan aman baru dilaksanakan lagi di semua titik,” kata Agus.

Menurut Agus, peniadaan CFD bukan yang pertama kali dilakukan Pemkot Surabaya. Sebab pernah dilakukan saat peristiwa Bom Surabaya dan pada saat jelang Pilpres lalu.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging (Pinere) RSU dr Soetomo Surabaya, dr Soedarsono menjelaskan, penularan virus corona bisa terjadi secara tidak langsung maupun langsung. Contoh secara tidak langsung yakni ketika seseorang berbicara, maka secara tidak sengaja ia bisa mengeluarkan percikan air liur yang kemudian jatuh ke tempat sekitar.

Dari air liur yang jatuh tersebut secara tidak sengaja kemudian bisa terpegang oleh orang di sekitar dan orang itu tanpa cuci tangan setelah menyentuhnya,” kata dr Soedarsono.

Sementara penularan langsung bisa saja terjadi ketika seseorang berbicara dengan jarak dekat dan percikan air liurnya kemudian mengenai orang di sekitarnya. Karena itu kemudian pihaknya mengimbau agar meminimalisir interaksi di tengah-tengah kerumunan massa.

“Nah, kita kan tidak tahu apakah di kerumunan massa itu ada yang sedang sakit atau tidak,” tambah dr Soedarsono.

Meski demikian, dr Soedarsono berpesan kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Surabaya agar tak panik dan cemas terhadap virus corona. Namun meski di Surabaya tak ditemukan kasus Virus Corona, masyarakat juga harus waspada secara proporsional.

“Memang kenyataan yang selama ini di Surabaya negatif atau tidak ditemukan (virus corona),” pungkasnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>