Covid-19: #kamitidakpanik


Ilustrasi Virus Corona./AKTUALITAS.ID.

AKTUALITAS.ID – Hantu itu bernama covid-19. Virus yang membuat dunia ketakutan dan was-was karena telah merenggut nyawa manusia di Berbagai belahan dunia.

Virus ini tak mengenal batas negara dan tak ada yang kebal terhadapnya.
Bayangkan, hanya dalam hitungan minggu, sudah ada 117 negara yang terjangkit virus corona. Berbagai upaya penanganan untuk menangkal virus yang sudah dinyatakan menjadi pandemi global oleh WHO ini terus dilakukan, termasuk di Indonesia.

Bahkan beberapa negara, seperti Italia, China, Denmark, Filipina, Irlandia, Korea Selatan, dan Iran telah mengumumkan melakukan lockdown atau penutupan akses serta pembatasan aktivitas bagi masyarakatnya untuk menekan atau setidaknya memperlambat penyebaran virus corona.

Baca Juga: Virus Corona dan Kebijakan Pemerintah

Bagaimana dengan Indonesia, apa yang sudah dan akan dilakukan untuk mengantisipasi virus menakutkan ini? Sampai saat ini Jokowi mengatakan bahwa pemerintah belum akan menerapkan penutupan akses di kota apalagi negara secara total. Jokowi hanya meminta agar kepala daerah aktif melakukan tindakan pencegahan penyebaran virus corona, terutama di ruang publik.

Presiden juga wanti-wanti agar pemerintah daerah tidak mengumumkan pasien positif corona karena kewenangan tersebut hanya akan dilakukan oleh pemerintah pusat. Pertimbangannya adalah agar tidak muncul kepanikan di tengah masyarakat.

Senada dengan itu, Menkes Terawan meminta masyarakat tidak panik menghadapi wabah yang ada. Pasalnya, kepanikan justru berdampak buruk untuk daya tahan tubuh dan justru akan berpotensi meningkatkan potensi tertular virus. Menkes berpesan agar masyarakat tidak paranoid dan takut berlebihan karena hal itu malah akan menurunkan imunitas dan itu berbahaya.

Kepanikan itu pula yang menyebabkan munculnya oknum-oknum dan memanfaatkannya untuk keuntungan bisnis. Mereka tahan masker dan hand sanitizer hingga langka di pasaran, setelah itu mereka jual dengan harga tak terkira. Untung saja aparat bergerak cepat dengan menindak para pelakunya.

Akal sehat pun jadi tumpul ketika panik sudah melanda. Ada orang yang memborong bahan makanan karena ketakutan tertular virus. Ini apa hubungannya ya? Tepok jidat!

Kenapa itu bisa terjadi? Karena kurangnya informasi yang bisa diterima masyarakat dengan gamblang. Dan inilah yang sekarang dilakukan oleh pemerintah untuk mengedukasi publik terkait virus corona. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan kesiapan rumah sakit untuk menanggulangi korban virus corona.

Terkait wabah yang kita semua tidak tahu kapan berakhir ini, sepertinya pemerintah punya pe-er yang luar biasa berat. Bagaimana tidak, sebentar lagi bulan suci Ramadan tiba, umat Islam bersuka ria menyambutnya. Itu artinya masjid-masjid akan dipenuhi oleh jamaah salat taraweh, atau salat Ied di hari kemenangan. Amankah mereka?

Belum lagi tradisi mudik lebaran yang melibatkan migrasi jutaan orang dari berbagai kota menuju kampung halaman. Tentu ini akan menjadi masalah tersendiri yang pelik dan perlu diantisipasi mulai sekarang.

Di sinilah perlunya evaluasi sistem deteksi atau pengawasan kesehatan di bandara, stasiun, terminal, atau transportasi publik lainnya agar masyarakat tak was-was lagi.

Gimana Pak Presiden, jangan biarkan rakyat panik. Tolong pastikan para pembantu Anda bekerja keras dan akur tanpa saling sikut untuk mengayomi rakyat agar #kamitidakpanik. [Samsu/Red]

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>