Tuntut Persediaan APD Corona, Dokter Pakistan Mogok Makan


Petugas melakukan sterilisasi, pest control treatment dan fumigasi pada gerbong kereta di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (15/3/2020). Selain melakukan sterilisasi, pest control treatment dan fumigasi, PT KAI DAOP 1, juga menyediakan cairan pembersih tangan serta fasilitas pemeriksaan kesehatan dan pengukuran suhu tubuh di setiap stasiun untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). AKTUALITAS.ID/Munzir

Selusin dokter dan perawat di Pakistan melakukan mogok makan menuntut penyediaan alat pelindung diri yang memadai untuk tenaga kesehatan yang berada di garis depan untuk merawat pasien virus corona (Covid-19).

Selama beberapa pekan, petugas kesehatan Pakistan mengeluh menipisnya persediaan alat pelindung diri untuk menangani pasien virus corona. Kondisi itu mendorong lebih dari 50 dokter meminta lebih banyak pasokan di kota Quetta pada awal April.

Menurut Asosiasi Dokter Muda (YDA) di provinsi Punjab, petugas medis menjadi yang paling rentan tertular virus corona. Sampai saat ini lebih dari 150 pekerja medis Pakistan dinyatakan positif Covid-19.

Para pengunjuk rasa masih terus bekerja di rumah sakit sambil bergiliran berdemonstrasi di luar kantor dinas kesehatan di ibu kota provinsi Lahore.

“Kami tidak akan berhenti sampai pemerintah mendengarkan tuntutan kami. Mereka secara konsisten menolak memenuhi tuntutan kami,” kata seorang dokter yang berunjuk rasa, Salman Haseeb.

Dilansir AFP, Senin (27/4), Haseeb yang mengepalai lembaga Grand Health Alliance di provinsi itu mengatakan dia mogok makan sejak 16 April.

“Kami berada di garis depan (penanganan) kasus ini dan jika kami tidak dilindungi, maka seluruh populasi berisiko (tertular),” katanya kepada AFP.

Aliansi itu mengatakan sekitar 30 dokter dan perawat melakukan mogok makan, ditambah 200 petugas medis bergabung bersama setiap hari untuk berdemonstrasi.

Serikat pekerja kesehatan di Punjab mendukung aliansi itu dan menuntut tempat karantina yang memadai untuk petugas medis.

Pihaknya menambahkan, sebanyak hampir tiga lusin dokter, perawat, dan paramedis yang terpapar Covid-19 berada di satu rumah sakit di kota Multan, sementara tujuh anggota keluarga dokter terinfeksi di Lahore.

“Kami hanya menuntut keadilan bagi komunitas kami,” kata dokter dan ketua YDA, Khizer Hayat.

Hayat juga mengatakan, petugas rumah sakit tidak akan meninggalkan pekerjaan mereka selama aksi protes.

Hampir setengah dari hampir 12.000 kasus infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi di Pakistan tercatat di Punjab.

Jumlah infeksi di negara ini diyakini jauh lebih tinggi karena kurangnya tes di negara dengan penduduk 215 juta jiwa.

Umat Islam di Pakistan mulai menjalani ibadah puasa Ramadan sejak Sabtu pekan lalu. Pembatasan ibadah jemaah di masjid yang diberlakukan pemerintah setempat juga dikhawatirkan tidak akan mampu menghentikan potensi penyebaran Covid-19.

Sejak pandemi ini menyebar, para pekerja medis di seluruh dunia tengah kesulitan mendapatkan persediaan alat pelindung diri yang memadai.

Awal bulan ini pemerintah Punjab mengumumkan bahwa tenaga medis akan diberikan bonus gaji dan asuransi jiwa.

Total pasien positif Covid-19 di Pakistan hingga hari ini tercatat 13.328 kasus, dengan 281 orang meninggal dunia, dan 3.029 orang dinyatakan sembuh.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>