Jika PSBB Corona Tak Efektif, BUMN Transportasi Diminta Punya Skenario


AKTUALITAS.ID – Pandemi Corona Covid-19 yang melanda 34 provinsi di Tanah Air membuat sektor transportasi darat, laut, dan udara terpukul. Kebijakan sejumlah daerah dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai larangan mudik menjadi salah satu faktornya.

Hal ini disampaikan Ketua Fraksi Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan BUMN Transportasi, Rabu, 29 April 2020. Dalam RDP itu, ada perwakilan PT. Garuda Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT ASDP Indonesia Ferry, PT Pelni.

Ibas mengkritik pemerintah yang tak merespons cepat dalam penanganan Corona sehingga efeknya pun berpengaruh terhadap bisnis transportasi.

“Miris dengarnya. Bisnis transportasi ini seperti tidak ada obatnya. Hanya keajaiban yang bisa memulihkan akibat slow respons pemerintah di awal yang semestinya lockdown,” kata Ibas, dalam RDP itu yang dikutip pada Kamis, (30/4/2020).

Dia menekankan dengan ada kebijakan larangan mudik sampai penerapan PSBB menamban beban kesulitan sektor transportasi. Kata Ibas, DPR hanya bisa menyampaikan saran terkait solusi biar bisnis transportasi tetap efisien. Baik dari belanja pegawai, operasional dan pembayaran utang di tengah pandemi ini.

“Jika ada seperti transportasi alih fungsi untuk angkut kargo, barang, pangan dalam masa pandemi Corona ini,” jelas Ibas.

Ibas melanjutkan menghadapi pandemi ini harus disertai dengan keyakinan agar wabah segera berakhir. Namun, langkah alternatif dan solusi juga harus disiapkan setidaknya untuk 6 bulan dan 1 tahun ke depan.

Maka itu, ia mengingatkan agar di tengah masa sulit ini, perusahaan BUMN sektor transportasi pun mesti berpikir kreatif. Ia bilang, intinya harus terus berpikir how to survive.

Menurut dia, BUMN transportasi sudah memikirkan langkah seandainya kebijakan PSBB di tengah pandemi tak berjalan efektif.

“Karena peluang tidak terjadi dengan sendirinya. Peluang ada dari kita yang menciptakan. BUMN transportasi harus susun skenario jika PSBB tidak efektif lagi. Apa pun itu lakukanlah,” sebut Ibas.

Kemudian, Ibas pun menyampaikan harapannya untuk PT Garuda Indonesia, PT KAI, dan Pelni imbas Corona. Ia mulai dari Garuda Indonesia karena imbas gejolak Corona diprediksi memukul industri penerbangan global akan mengalami kerugian. Garuda diharapkan punya langkah agar tetap beroperasi di tengah pasar yang menyusut ini.

“Untuk Garuda apa bentuk bantuan atau insentif yang dibutuhkan dan sebesar apa sesungguhnya agar Garuda tidak melakukan PHK kepada staf yang dirumahkan, kami mendengar garuda juga sudah melakukan ya penyusutan dari pembiayaan gaji terutama para staf dan seterusnya,” tutur Ibas.

Pun untuk KAI, ia menyoroti seberapa besar pengaruh harga minyak dunia terhadap penurunan biaya operasional. Ia khawatir harga minyak dunia yang di bawah 25 dolar AS per barel berpengaruh dalam sisi operasional untuk KAI. Meski demikian, ia berharap KAI di tengah pandemi ini punya cara seperti mengoptimalkan angkut kargo atau barang.

“Kalau penumpang tidak diperkenankan untuk menjadi bagian dalam transportasi KAI kenapa kita tidak fokus aja langsung kepada pengangkutan barang secara masal,” ujarnya.

Begitupun juga untuk PT Pelni, ia berharap perusahaan BUMN transportasi laut itu menjadi ujung tombak distribusi seluruh wilayah Indonesia. Ia memahami Pelni dalam antisipasi penyebaran Covid-19 sudah menerapkan Permenhub Nomor 25 Tahun 2020 dengan fokus kepada muatan logistik.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>