Ubedillah Menduga Jokowi Asal Bicara soal Ideologi Transnasional


Presiden Joko Widodo

AKTUALITAS.ID – Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedillah Badrun menduga Presiden Joko Widodo (Jokowi) asal bicara mengenai ideologi transnasional.

Pendapat ihwal ideologi transnasional itu sebelumnya diutarakan Jokowi saat upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pada Selasa (1/6/2021) hari ini. Kata dia, seluruh bangsa Indonesia kini harus waspada dengan rivalitas dan kompetisi ideologi, salah satunya ideologi transnasional.

Merespons hal tersebut, Ubed pun menjelaskan, pemerintah saat ini sebenarnya juga tengah menjalankan praktik ideologi transnasional.

“Presiden tidak menggunakan data saat bicara ideologi transnasional itu. Mestinya dijelaskan detail apa maksudnya, saya khawatir presiden gagal bahkan keliru ketika menyebutkan contoh,” kata Ubed saat dihubungi Rabu (1/6).

Ubed menjelaskan, transnasional merupakan ideologi yang menyebar dan dianut oleh warga di banyak negara. Biasanya, ideologi transnasional sangat terbuka untuk diperdebatkan, karena memiliki indikator dan metodologi yang jelas.

Menurut dia, ideologi ini turut mempengaruhi sistem ekonomi dan sistem politik suatu negara. Ia menyebut, ideologi transnasional mencakup paham-paham seperti Liberalisme, Neoliberalisme, Komunisme, Neokomunisme, Zionisme, hingga Panislamisme.

“Salah satu Ideologi transnasional tersebut sudah dianut oleh Jokowi melalui kebijakan ekonominya yang berbasis pada ideologi transnasional liberalisme, neoliberalisme,” terang dia lagi.

Menurut Ubed, contoh kebijakan pemerintah sesuai ideologi neoliberalisme adalah kebijakan yang menghilangkan subsidi BBM dan subsidi pendidikan.

Ia mengatakan, ada yang lebih perlu diwaspadai pemerintah daripada sekadar ideologi transnasional, yakni orang-orang yang mengaku paling Pancasila tapi kenyataannya berkhianat terhadap ideologi ini.

“Yang susah dideteksi itu adalah mereka yang berwajah Pancasila, yang fasih berbicara Pancasila, tetapi ia justru berkhianat,” ujar Ubed.

“Contoh paling konkret pengkhianat Pancasila adalah mereka para oligarki predator yang mengeruk keuntungan di atas penderitaan rakyat, mereka yang korupsi di tengah penderitaan rakyat. Merekalah para pengkhianat Pancasila,” tegasnya menambahkan.

Kendati begitu, Ubed mengatakan bahwa ideologi transnasional merupakan keniscayaan zaman. Menurut Ubed, ideologi ini akan sulit terbendung, karena antar ideologi transnasional juga terus mengalami pertarungan.

Apalagi saat ini di era teknologi dan informasi yang lebih modern, akan sulit menghindari ideologi ini, karena akan masuk ke semua pikiran warga di dunia. Menurut Ubed, cara terbaik agar Indonesia terhindar dari pengaruh dominan ideologi transnasional ada empat hal yang harus dilakukan.

Pertama, pemerintah diminta lebih serius membenahi pendidikan dengan memberikan edukasi rasional tentang Pancasila, bukan dogma yang miskin rasionalitas. Kedua, membenahi sistem digital Indonesia.

“Ketiga, pemerintah jangan korup dan diktator. Sebab performa buruk pemerintah berpotensi membuat rakyat sangat kecewa dan melirik ideologi transnasional,” ujar Ubed.

“Keempat, fokus tingkatkan kesejahteraan rakyat, jangan hanya memperkaya oligarki predator tetapi rakyat banyak bertambah miskin. Jika kemiskinan meluas itu juga potensi yang mendorong rakyat miskin melirik ideologi transnasional,” tambahnya.

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman saat dihubungi terpisah menegaskan bahwa ideologi transnasional yang dimaksud Jokowi adalah “ideologi yang anti kebangsaan/nasionalisme”.

Fadjroel tidak bicara banyak mengenai pengertian ideologi transnasional yang dimaksud presiden. Saat diminta mencontohkan ideologi transnasional, ia hanya memberi satu contoh yakni HTI atau Hizbut Tahrir Indonesia.Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman saat dihubungi terpisah menyebut ideologi transnasional yang dimaksud Jokowi adalah “ideologi yang anti kebangsaan/nasionalisme”.

Fadjroel juga tidak menjawab ketika ditanya mengenai tudingan bahwa pemerintah sudah menjalankan praktik ideologi transnasional.

Sebelumnya, saat menyampaikan pidato dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni, Jokowi bicara mengenai ideologi transnasional. Menurut Jokowi, ideologi transnasional radikal tengah berkembang pesat seiring perkembangan teknologi.

Kata dia, kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar normal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut.

Oleh sebab itu, ia mengimbau semua lapisan masyarakat untuk memanfaatkan momentum peringatan Hari Lahir Pancasila ini untuk memperkokoh nilai-nilai Pancasila.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>