Berita
Dalam Sepekan, Junta Militer Myanmar Bunuh 12 Warga Sipil
Dalam seminggu terakhir, setidaknya 12 warga sipil Myanmar tewas dibunuh pasukan junta militer di wilayah Magwe, Sagaing dan Yangon. Sebelumnya, pasukan junta membunuh dua bersaudara di Kotapraja Taungdwingyi, Wilayah Magwe. Pembunuhan ini dilakukan setelah tiang telekomunikasi milik militer Mytel, salah satu dari empat operator telekomunikasi di Myanmar, hancur. Melansir The Irrawady, kelompok perlawanan junta mengatakan […]
Dalam seminggu terakhir, setidaknya 12 warga sipil Myanmar tewas dibunuh pasukan junta militer di wilayah Magwe, Sagaing dan Yangon.
Sebelumnya, pasukan junta membunuh dua bersaudara di Kotapraja Taungdwingyi, Wilayah Magwe. Pembunuhan ini dilakukan setelah tiang telekomunikasi milik militer Mytel, salah satu dari empat operator telekomunikasi di Myanmar, hancur.
Melansir The Irrawady, kelompok perlawanan junta mengatakan bahwa tentara Myanmar menyiksa penduduk desa saat mereka diinterogasi atas insiden tersebut. Dua orang tewas dan empat penduduk lainnya ditahan.
Menara telekomunikasi milik militer Myanmar menjadi sasaran kelompok anti-militer Myanmar, setelah sebelumnya Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) mendeklarasikan perang melawan junta pada 7 September lalu.
Tak hanya itu, pasukan junta juga membakar 30 rumah penduduk selama penggerebekan di desa Hnan Khar dan Htet Hlaw di Kotapraja Gangaw, ketika akhir pekan. Pasukan junta juga menembak mati seorang penduduk desa dan pejuang perlawanan anti-militer. Kedua mayat ditemukan ketika para penduduk desa kembali ke tempat itu.
Pada Senin (13/9) paginya, pasukan junta membakar setidaknya sepuluh rumah di desa Hnan Khar.
Di Kotapraja Myaung, Wilayah Sagaing, tujuh penduduk desa yang terjebak selama bentrokan dilaporkan ditembak mati oleh tentara rezim junta.
Di Wilayah Yangon, seorang pria berusia 36 bernama Ko Aung Ko ditembak mati ketika ia tidak dapat menghentikan mobilnya saat berhadapan dengan pos pemeriksaan junta pada Sabtu malam. Istrinya ikut tertembak dan dalam kondisi kritis.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik melaporkan bahwa sejak kudeta Februari lalu, pasukan junta telah menewaskan sedikitnya 1.080 orang, termasuk remaja, anak-anak, aktivis mahasiswa, pengunjuk rasa, politisi, pengamat dan pejalan kaki.
Selain membunuh, junta militer juga menyandera 177 orang yang mana merupakan keluarga dari aktivis anti-rezim militer.
Junta sendiri melakukan kudeta karena menganggap hasil pemilu yang dimenangkan Aung San Suu Kyi sebagai bentuk kecurangan.
-
EKBIS06/12/2025 09:30 WIBDaftar Harga Emas Antam 6 Desember 2025 per Gram dan Pecahan Lengkap
-
JABODETABEK06/12/2025 05:30 WIBCuaca Jakarta Akhir Pekan: Hujan Merata di Selatan hingga Utara
-
NUSANTARA06/12/2025 10:30 WIBErupsi Semeru: Banjir Lahar Dingin Rusak Rumah dan Fasilitas di Lumajang
-
RAGAM06/12/2025 20:00 WIBPetroChina Fhising Club – WMI Gelar Fishing Gathering dan Santunan Anak Yatim
-
OASE06/12/2025 05:00 WIBMakna Surat An-Najm dan Hubungannya dengan Peristiwa Mi’raj Nabi Muhammad SAW
-
NUSANTARA06/12/2025 12:30 WIBDikepung Banjir dan Longsor, Pemkab Bandung Tetapkan Status Tanggap Darurat 14 Hari
-
NUSANTARA06/12/2025 06:30 WIBSungai Citarum Meluap, Ribuan Warga di 3 Kecamatan Bandung Terendam Banjir
-
NUSANTARA06/12/2025 08:30 WIBBNPB: Korban Meninggal Bencana Sumatera Capai 867 Jiwa, Hampir 850 Ribu Warga Mengungsi

















