Awal Kehidupan Manusia di Bumi yang Diungkap Alquran


Alquran menerangkan bahwa awal kehidupan manusia di dunia ini adalah satu umat dan satu aqidah, mereka taat kepada Allah SWT. Kemudian seiring bertambah banyaknya manusia, mereka berselisih terkait banyak hal hingga di antara mereka ada yang menjadi musyrik. Hal ini dijelaskan dalam Surah Yunus Ayat 19 dan tafsirnya.

وَمَا كَانَ النَّاسُ اِلَّآ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَاخْتَلَفُوْاۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيْمَا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ

Dan manusia itu dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidak karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu, pastilah telah diberi keputusan (di dunia) di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu. (QS Yunus: 19)

Tafsir Kementerian Agama menerangkan maksud ayat ini, yaitu penyembahan terhadap selain Allah sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang musyrik adalah sebuah penyimpangan yang tidak dikenal pada awal kehidupan manusia. Karena manusia diciptakan dalam keadaan fitrah.

Ayat ini menegaskan bahwa manusia awalnya hanyalah satu umat, mereka semuanya tunduk dan patuh kepada Allah. Kemudian mereka terkena godaan setan sehingga berselisih, yakni ada yang tetap taat dan ada yang durhaka bahkan mereka terpecah menjadi kelompok-kelompok yang berbeda keyakinan.

Kalau tidak karena suatu ketetapan yang telah ada dari Allah bahwa perselisihan manusia di dunia itu akan diputuskan di akhirat, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka ketika di dunia ini, tentang apa yang mereka perselisihkan itu.

Yang dimaksud satu umat di sini adalah satu akidah, yaitu percaya kepada Allah Yang Maha Esa, karena manusia sejak dilahirkan ke dunia telah menganut kepercayaan tauhid, Allah telah mengambil kesaksian terhadap manusia, sejak mereka dikeluarkan dari sulbi, (Tafsir Surah Al-Baqarah: 213 dan Al-Araf: 172)

Sebagai fitrah kejadiannya, seperti sabda Nabi Muhammad SAW: Tiap anak yang lahir itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi. (Riwayat Abi Yala, Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi dari Al-Aswad bin Sari)

Pada mulanya manusia hidup sederhana dalam satu kesatuan, seakan-akan mereka satu keluarga. Akan tetapi, setelah mereka berkembang biak, terbentuklah suku-suku dan bangsa-bangsa yang berbeda-beda, baik dari sisi kepentingan maupun kemaslahatannya.

Kemudian karena hawa nafsu, merekapun berselisih. Oleh karena itu, Allah mengutus kepada mereka para Rasul yang menyampaikan petunjuk Allah, untuk menghilangkan perselisihan dan perbedaan pendapat di antara mereka. Para Rasul itu membawa kitab yang berisi wahyu Allah. Kemudian manusia berselisih pula tentang kitab yang telah diturunkan Allah itu, sehingga terjadilah permusuhan dan pertarungan di antara mereka.

Sebagian mufasir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “manusia” dalam ayat ini adalah orang Arab. Mereka dahulu adalah pengikut-pengikut agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim, agama yang mengakui keesaan Allah. Kemudian masuklah unsur syirik kepada kepercayaan mereka, sehingga sebagian mereka menyembah berhala di samping menyembah Allah dan sebagian masih tetap menganut agama Nabi Ibrahim. Terjadilah perselisihan antara kedua golongan itu.

Jika diperhatikan antara kedua pendapat ini maka tidak ada perbedaan pokok, karena pendapat pertama adalah sifatnya umum, meliputi seluruh manusia yang ada di dunia. Sedangkan pendapat kedua adalah khusus untuk orang Arab saja. Tetapi tidak menutup kemungkinan berlakunya untuk semua manusia.

Dengan peringatan yang sangat keras dengan menyatakan bahwa seandainya belum ditetapkan oleh Allah dahulu untuk memberikan balasan yang setimpal dan adil di akhirat, maka Allah akan segera membinasakan orang-orang yang berselisih itu di dunia ini. Mereka membawa perpecahan dan permusuhan, apalagi perselisihan mereka itu tentang Kitab Allah yang sebenarnya diturunkan untuk menghilangkan perselisihan.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>