Inggris Tuding Rusia Tempatkan Pemimpin Boneka di Ukraina


Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss. (Foto: AFP)

Pada Sabtu, Inggris menuding Kremlin berusaha menempatkan seorang pemimpin boneka atau pro-Rusia di Ukraina. Menurut Inggris, para perwira intelijen Rusia telah melakukan kontak dengan sejumlah mantan politisi Ukraina sebagai bagian dari rencana invasi.

Kementerian luar negeri Inggris menolak memberikan bukti untuk mendukung tuduhannya, yang muncul pada saat memanasnya ketegangan antara Rusia dan Barat atas pengerahan pasukan Rusia di dekat perbatasannya dengan Ukraina. Moskow bersikeras tidak memiliki rencana untuk menyerang.

Kementerian luar negeri Inggris juga mengatakan memiliki informasi bahwa pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan mantan anggota parlemen Ukraina, Yevhen Murayev sebagai calon potensial untuk mengepalai kepemimpinan pro-Rusia.

“Kami tidak akan mentolerir rencana Kremlin untuk menempatkan kepemimpinan pro-Rusia di Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss di Twitter, dikutip dari Reuters, Senin (23/1).

“Kremlin tahu serangan militer akan menjadi kesalahan strategis besar-besaran dan Inggris dan mitra kami akan menerapkan sanksi berat untuk Rusia.”

Belum ada tanggapan langsung dari Kremlin, atau dari Murayev terkait hal ini.

Sebuah sumber kementerian luar negeri mengatakan itu bukan praktik yang biasa untuk berbagi masalah intelijen, dan rinciannya hanya dirahasiakan setelah pertimbangan yang cermat untuk mencegah agresi Rusia.

Kementerian Luar Negeri Rusia menolak mengomentari tuduhan itu lebih jauh dan menyebutnya sebagai “disinformasi”, menuduh Inggris dan NATO “meningkatkan ketegangan” atas Ukraina.

“Kami mendesak Kementerian Luar Negeri untuk menghentikan kegiatan provokatif ini, berhenti menyebarkan omong kosong dan akhirnya memusatkan upayanya untuk mempelajari sejarah penindasan Mongol-Tatar,” kata kementerian itu di akun Facebook yang diverifikasi.

Murayev (45) adalah seorang politisi pro-Rusia yang menentang integrasi Ukraina dengan Barat. Menurut jajak pendapat Razumkov’s Center yang dilakukan pada Desember 2021, Murayev berada di peringkat ketujuh kandidat potensial dalam pemilihan presiden 2024 dengan dukungan 6,3 persen.

Inggris, yang minggu ini memasok 2.000 rudal dan satu tim pelatih militer ke Ukraina, juga mengatakan memiliki informasi bahwa dinas intelijen Rusia memelihara hubungan dengan “banyak” mantan politisi Ukraina, termasuk tokoh senior yang memiliki hubungan dengan mantan Presiden Viktor Yanukovich.

Yanukovich melarikan diri ke Rusia pada 2014 setelah tiga bulan unjuk rasa menentang pemerintahannya dan dijatuhi hukuman 13 tahun penjara secara in absentia atas tuduhan makar pada tahun 2019.

“Beberapa dari mereka memiliki kontak dengan perwira intelijen Rusia yang saat ini terlibat dalam perencanaan serangan ke Ukraina,” jelas pernyataan kantor kementerian luar negeri Inggris.

Kantor Perdana Menteri Boris Johnson di Downing Street juga mengatakan pemimpin Inggris itu berencana meningkatkan tekanan pada Rusia dengan mengajak negara Eropa lainnya termasuk AS untuk menghadapi agresi Rusia.

Sebelumnya, kantor berita RIA melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Inggris Truss akan mengunjungi Moskow pada bulan Februari untuk bertemu dengan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov, sementara Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan timpalannya dari Inggris Ben Wallace juga telah setuju untuk mengadakan pembicaraan.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>