Pengamat Ingatkan Terorisme Harus Tetap Diwaspadai Meski Alami Penurunan


Ilustrasi. Penangkapan teroris. (Istimewa)

AKTUALITAS.ID – Pengamat terorisme, Noor Huda Ismail, mengingatkan akan pentingnya tetap waspada untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), meskipun terjadi penurunan aktivitas terorisme pada 2023.

Ia mendorong masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan segera melaporkan segala aktivitas yang dianggap mencurigakan kepada aparat atau penegak hukum setempat.

“Meskipun potensinya masih ada, namun sudah mengalami penurunan yang signifikan,” ujar Noor dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (28/12).

Terhadap penangkapan terduga teroris di beberapa tempat belakangan ini, Noor menjelaskan, penangkapan tersebut merupakan hasil pengembangan dari kasus sebelumnya, menunjukkan bahwa jaringan terorisme masih aktif dalam mengumpulkan pendanaan dan persenjataan.

Dia menegaskan, tindakan penangkapan tersebut juga mencerminkan upaya keras Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dalam mencegah potensi serangan terorisme di Tanah Air.

“Penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 Antiteror merupakan pengembangan dari penangkapan sebelumnya,” tambahnya.

Selain mengenai potensi ancaman terorisme, Noor juga menyoroti narasi intoleransi dalam konteks beragama yang kerap muncul di penghujung tahun, terutama terkait pelarangan perayaan ibadah tertentu.

“Narasi ini dapat mengancam toleransi di Indonesia. Pernyataan yang melarang memberikan selebrasi antar-umat beragama justru berseberangan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ucapnya.

Noor menekankan bahwa narasi tersebut tidak memiliki dasar hukum yang kuat. Pancasila sebagai dasar negara telah menjamin kebebasan beragama bagi setiap warga negara.

Noor berharap agar masyarakat dapat saling menghormati perbedaan yang ada, mengingat perbedaan adalah kekayaan. Dia menekankan bahwa kemajemukan masyarakat Indonesia seharusnya menjadi kekuatan alami bangsa.

“Saya meyakini perbedaan adalah kekayaan kita sebagai bangsa. Kita perlu menghargai kekayaan ini dengan menjadikan perbedaan sebagai sumber kekuatan, bukan ancaman. Berbeda itu wajar, tetapi kita harus tetap bersama-sama, meskipun tak selalu sejalan,” pungkasnya. (YAN KUSUMA/RAFI)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>