NASIONAL
Hamas Tolak Terlibat dalam Pemerintahan Gaza Pascaperang, Ini Alasannya
AKTUALITAS.ID – Kelompok Hamas menegaskan tidak akan ikut serta dalam pemerintahan Jalur Gaza setelah berakhirnya perang. Sikap ini disampaikan menjelang KTT Perdamaian Gaza di Mesir, yang akan dihadiri para pemimpin dunia untuk membahas masa depan wilayah tersebut.
Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi diberlakukan, serta dimulainya pembahasan mengenai implementasi rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri konflik berkepanjangan Palestina-Israel.
“Bagi Hamas, pemerintahan Jalur Gaza adalah isu tertutup. Hamas tidak akan berpartisipasi sama sekali dalam fase transisi, yang berarti telah melepaskan kendali atas Gaza, namun tetap menjadi bagian penting dalam struktur Palestina,” ujar seorang sumber dekat komite negosiasi Hamas, dikutip dari AFP, Minggu (11/10/2025).
Meski sebelumnya kepemimpinan Hamas sempat terpecah dalam isu strategis, kini para senior Hamas dikabarkan sepakat terkait pelucutan senjata dan kesepakatan gencatan senjata jangka panjang.
“Hamas menyetujui gencatan senjata jangka panjang, dan senjatanya tidak akan digunakan sama sekali selama periode ini, kecuali jika terjadi serangan Israel di Gaza,” lanjut sumber tersebut.
Namun, seorang petinggi Hamas lainnya menegaskan bahwa pelucutan senjata sepenuhnya adalah hal yang mustahil. Menurutnya, Hamas tetap mempertahankan prinsip mempertahankan diri dari agresi Israel.
Dalam rencana 20 poin Trump, disebutkan Gaza harus menjadi zona bebas teror dan dideradikalisasi, dengan infrastruktur militer Hamas dihancurkan. Selain itu, Hamas juga tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan Gaza di masa depan. Pemerintahan sementara akan dijalankan oleh komite Palestina teknokratis dan apolitis, yang bertugas mengelola layanan publik harian.
Sumber lain menyebut, daftar nama anggota komite sementara tersebut hampir rampung.
“Hamas bersama faksi-faksi lain telah mengajukan 40 nama. Tidak ada hak veto atas nama-nama itu, dan tidak satu pun berasal dari Hamas,” ujarnya.
KTT Perdamaian di Mesir diharapkan menjadi momentum penting dalam merumuskan masa depan Gaza pascaperang, dengan melibatkan berbagai faksi Palestina, mediator regional, dan negara-negara besar. (Mun)
-
NASIONAL01/12/2025 12:00 WIBKorban Meninggal Banjir di Sumut, Sumbar, dan Aceh Mencapai 442 Jiwa
-
RIAU01/12/2025 15:30 WIBDampak Bencana Sumatera Harga Bahan Pokok Melonjak Tajam, Cabai Merah Tembus 140 Ribu/Kg di Pekanbaru
-
EKBIS01/12/2025 10:30 WIBRupiah Menguat ke Rp 16.655 per Dolar AS pada Awal Pekan
-
NASIONAL01/12/2025 07:00 WIBPrabowo Minta Seluruh Kekuatan Nasional Terjun Tangani Bencana di Sumatra
-
RAGAM01/12/2025 19:30 WIBTiga Modus Penipuan Email yang Sedang Marak, Begini Cara Mengenalinya
-
EKBIS01/12/2025 08:30 WIBSemua Kompak Naik: Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo per 1 Desember 2025
-
EKBIS01/12/2025 15:00 WIBNovember 2025, Indonesia Alami Inflasi Bulanan 0,17 Persen
-
NUSANTARA01/12/2025 12:30 WIBSatgas Cartenz dan Polres Yahukimo Bekuk Anggota KKB Iron Heluka

















