Berita
Salah Satu Masalah Pasar Tradisional, Menko PMK: Jarak Penjual & Pembeli Sulit
AKTUALITAS.ID – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengakui bahwa ada banyak kendala dalam penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional. Pemerintah daerah harus bisa mengawasi secara ketat agar menekan potensi menjadi klaster baru Covid-19. Kendala yang dimaksud adalah mengenai social distancing (jaga jarak). Pasar tradisional merupakan tempat yang penting bagi banyak […]
AKTUALITAS.ID – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengakui bahwa ada banyak kendala dalam penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional. Pemerintah daerah harus bisa mengawasi secara ketat agar menekan potensi menjadi klaster baru Covid-19.
Kendala yang dimaksud adalah mengenai social distancing (jaga jarak). Pasar tradisional merupakan tempat yang penting bagi banyak masyarakat dan menjadi tujuan untuk aktivitas ekonomi.
“Sudah mulai diupayakan untuk tertib ketika masuk di pasar, hanya memang kesulitan kalau kita bicara tentang kepadatan jarak para pembeli. Jarak antar penjual dan pembeli agak sulit, itu salah satu problem pasar tradisional,” kata dia saat kunjungan kerja ke Kota Bandung, Sabtu (20/6/2020).
Ia mengimbau kepada pengelola, pedagang hingga pembeli untuk sama-sama disiplin mengawasi dan menerapkan sekaligus mematuhi protokol kesehatan. Pemerintah daerah pun harus ketat melakukan pengawasan.
Semua pihak harus menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sangat vital dalam aktivitas perekonomian. Jangan sampai hilang fokus, sehingga kekhawatiran penutupan pasar karena Covid-19 terjadi.
Ia mencontohkan kasus yang terjadi di salah satu pasar tradisional di Beijing, Kota China yang menjadi klaster atau episentrum baru penyebaran Covid-19 setelah ditetapkan relaksasi oleh pemerintahnya dalam rangka pemulihan sektor ekonomi.
Ekonomi kita jangan sampai terpuruk, karena tidak mungkin kita terus dihantui Covid-19 ini. Bagaimanapun kita harus melangkah optimis dan hati-hati, agar tidak terjadi masalah yang tidak kita harapkan,” terang dia.
“Agar pasar (di wilayah Indonesia) tidak jadi episentrum seperti di Beijing (China). Karena kita ketahui waktunya masih lama untuk menunggu akhir wabah Covid-19 ini,” pungkansya.
-
RIAU23/11/2025 19:00 WIBGrup 3 Kopassus Terima Hibah Lahan 245,5 Hektare untuk Pembangunan Markas di Dumai
-
OLAHRAGA23/11/2025 17:00 WIBMonchengladbach Pesta Gol di Markas Heidenheim, Kevin Diks Ikut Unjuk Ketajaman
-
EKBIS23/11/2025 18:02 WIBZulhas: Program Makan Bergizi Gratis Butuh 82,9 Juta Porsi Protein per Hari
-
OTOTEK24/11/2025 12:30 WIBWaspada! 15 Aplikasi Berbahaya yang Dapat Mencuri Data Pribadi dan Informasi Finansial
-
JABODETABEK23/11/2025 20:00 WIBLima RT di Kepulauan Seribu Terendam Banjir Rob
-
EKBIS24/11/2025 08:30 WIBPertamina Umumkan Harga BBM Terbaru 24 November 2025: Cek di Sini
-
JABODETABEK24/11/2025 05:30 WIBBMKG: Cuaca Jakarta pada 24 November 2025 Cenderung Berawan
-
DUNIA23/11/2025 21:00 WIBMER-C Kerahkan Ribuan Bantuan Musim Dingin untuk Selamatkan Warga Gaza

















