Indonesia tak Dilirik Investor Cina, Jokowi Tegur Menterinya


Calon Presiden nomor urut 01 menyapa pendukung ketika kampanye terbuka di Lapangan Parkir Sport Center Kota Indramayu, Jawa Barat, Jumat (5/4/2019). Jokowi berjanji akan manjaga status Kabupaten Indramayu sebagai lumbung padi nasional jika terpilih kembali menjadi Presiden RI di periode 2019-2024. AKTUALITAS.ID/Kiki Budi Hartawan.

AKTUALITAS.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, masih adanya hambatan dalam investasi asing kedalam negeri, terutama investor dari Cina dan Jepang. Oleh karena itu, Jokowi menegur dan meminta para menteri-menteri ekonomi di kabinetnya untuk kembali mencari kendala investasi di Indonesia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, Indonesia tak dilirik perusahaan-perusahaan Cina yang mau merelokasi atau membuka pabrik baru di luar negaranya.

Menurut data teranyar dari Bank Dunia pada 2019, dari 33 perusahaan asal Cina yang berekspansi, 23 di antaranya memilih Vietnam sebagai lokasi pabrik baru dan 10 perusahaan lain memilih membuka pabrik di Malaysia, Thailand, dan Kamboja. 

“Enggak ada yang ke kita. Tolong ini digarisbawahi. Hati-hati berarti kita punya persoalan yang harus kita selesaikan,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Rabu (4/9/2019). 

Ganjalan mendasar terkait tidak diliriknya Indonesia oleh investor asal Cina, kata Jokowi, adalah lamanya proses perizinan. Di Vietnam, ujarnya, hanya butuh dua bulan untuk mengurus perizinan pembukaan pabrik baru. Sementara di Indonesia, Jokowi menyebut butuh berbulan-bulan lamanya bagi perusahaan yang ingin berekspansi ke sini. 

“Penyebabnya hanya itu. Enggak ada yang lain. Oleh karena itu saya suruh kumpulkan regulasi-regulasi itu ya itu larinya nanti ke sana,” jelas Presiden. Insiden tidak lakunya Indonesia di mata investor juga terjadi saat 73 perusahaan akan membuka pabrik baru di luar negeri pada 2017 lalu. Jokowi menyebut, sebanyak 43 perusahaan di antaranya memutuskan mengembangkan usaha di Vietnam, 11 perusahaan memilih Thailand, 10 perusahaan ke Indonesia, dan sisanya ke Filipina. 

“Sekali lagi masalah itu ada di internal kita sendiri. Agar kunci kita keluar dari perlambatan ekonomi global itu ada di situ. Dan kemungkinan bisa memayungi kita dari kemungkinan resesi global yang semakin besar juga ada di situ,” jelas Presiden. 

Jokowi sengaja mengangkat isu sepinya investasi di Tanah Air untuk mengingatkan menteri-menterinya terhadap risiko terjadinya resesi ekonomi. Kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global memang semakin nyata akibat lesunya ekonomi dunia yang masih saja terjadi. 

Jokowi mengatakan bahwa pemerintah mau tak mau harus menyiapkan bantalan agar resesi tidak merembet ke Indonesia. Baginya, salah satu jurus paling ampuh untuk mencegah resesi adalah memperkuat fundamental ekonomi nasional dengan cara memperderas aliran modal asing.  “Kita berharap perlambatan pertumbuhan ekonomi kemudian dampak dari resesi semakin besar ini bisa kita hindarkan,” katanya. [republika/AW]

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>