Berita
Selama 1 Dekade, Israel Punya Kedutaan Rahasia di Bahrain
Pemerintah Israel dilaporkan menjalankan misi diplomatik rahasia di Bahrain selama lebih dari satu dasawarsa, sebelum kedua negara sepakat menormalkan hubungan pada bulan lalu. Hal itu diketahui dari laporan dari media Axios pada Rabu (21/10), yang dikutip Middle East Eye. Fasilitas diplomatik rahasia Israel di Manama itu melakukan diplomasi dengan Bahrain melalui kedok perusahaan konsultan komersial. […]

Pemerintah Israel dilaporkan menjalankan misi diplomatik rahasia di Bahrain selama lebih dari satu dasawarsa, sebelum kedua negara sepakat menormalkan hubungan pada bulan lalu.
Hal itu diketahui dari laporan dari media Axios pada Rabu (21/10), yang dikutip Middle East Eye.
Fasilitas diplomatik rahasia Israel di Manama itu melakukan diplomasi dengan Bahrain melalui kedok perusahaan konsultan komersial.
Menurut Axios, negosiasi untuk mendirikan kantor dimulai melalui serangkaian pertemuan rahasia antara Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Tzipi Livni, dan Menlu Bahrain, Khaled Bin Ahmad al-Khalifa.
Kantor diplomatik rahasia Israel di Bahrain itu didirikan pada 2009. Selama itu mereka menyembunyikan keberadaaanya supaya tidak terendus media massa Israel.
Keputusan untuk membuka kantor itu dipicu ketika Qatar yang merupakan saingan Bahrain di kawasan Arab, menutup misi diplomatik Israel di Doha.
Meski demikian, keberadaan kantor tetap dirahasiakan dan hanya terungkap dalam laporan singkat di berita Channel 11 Israel pekan lalu.
Menurut catatan publik Bahrain yang dilihat oleh Axios, kantor rahasia itu diisi oleh diplomat Israel yang bertugas dengan kedok perusahaan yang disebut “Pusat Pembangunan Internasional”. Perusahaan itu menawarkan layanan pemasaran, promosi niaga, dan investasi.
Axios melaporkan perusahaan itu mengubah namanya pada 2013 dan tidak diungkap oleh pihak berwenang dengan dalih keamanan.
Karena warga Israel dilarang mengunjungi Bahrain, misi rahasia tersebut mempekerjakan diplomat Israel dengan dua kewarganegaraan.
Axios melaporkan bahwa pemegang saham dan anggota dewan perusahaan termasuk Brett Jonathan Miller, warga negara Afrika Selatan yang diangkat pada 2013 sebagai Konsul Jenderal Israel di Mumbai; Ido Moed, seorang warga negara Belgia yang menjabat sebagai Koordinator Dunia Maya Kementerian Luar Negeri Israel; dan Ilan Fluss, seorang warga negara Inggris yang merupakan Wakil Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Israel bidang ekonomi.
Hingga saat ini, CEO perusahaan itu adalah pejabat diplomatik yang hanya diidentifikasi sebagai warga negara Amerika Serikat.
Peresmian hubungan diplomatik antara Israel dan Bahrain diteken pada Minggu (18/10), antara pejabat Bahrain dan delegasi Israel yang didampingi oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steve Mnuchin di Manama.
Deklarasi tersebut mencakup maksud kesepakatan damai secara penuh yang akan mengarah pada kesepakatan kerja sama di bidang penerbangan, perdagangan, energi, kesehatan, dan ilmu pengetahuan.
Tepat setelah kesepakatan ditandatangani, Israel mengirimkan permintaan resmi untuk membuka kedutaan besar di Manama.
“Yang harus kami lakukan adalah mengubah tanda yang ada di pintu,” kata seorang pejabat Israel kepada Axios.
-
JABODETABEK18/06/2025 23:30 WIB
Jakarta Siap Berpesta! Malam Puncak HUT ke-498 Digelar di Lapangan Banteng
-
OLAHRAGA18/06/2025 22:00 WIB
Melonjak Tajam! Tim Voli Putri Indonesia Tembus Peringkat 48 Dunia
-
OLAHRAGA18/06/2025 19:00 WIB
Rahmad Darmawan: Lebih Baik Main di Liga 1 daripada Cadangan di Eropa
-
NASIONAL19/06/2025 11:00 WIB
Pengamat: Indonesia Punya Modal Kuat untuk Damaikan Iran-Israel
-
EKBIS19/06/2025 08:15 WIB
Harga Pertamax Makin Ramah di Kantong! Cek Daftar Lengkap Harga BBM Shell, BP, dan Vivo Hari Ini (19 Juni 2025)
-
OLAHRAGA18/06/2025 23:00 WIB
Jakarta Jadi Pusat Regional FIFA untuk Asia, Erick Thohir: Ini Sejarah Besar bagi Indonesia
-
DUNIA19/06/2025 10:45 WIB
Darurat! Prabowo Perintahkan Evakuasi WNI dari Iran di Tengah Memanasnya Perang Iran-Israel
-
NASIONAL19/06/2025 08:45 WIB
Tak Efektif, Prabowo Bubarkan Satgas Saber Pungli Bentukan Jokowi