Pendapat Sayyidah Aisyah Soal Istri Nabi Muhammad Tercantik


Ilustrasi, Foto; Istimewa

Istri-istri Nabi Muhammad SAW memiliki kelebihan masing-masing, Nabi pun menikahi mereka dengan maksud beragam. Lantas di antara istri-istri Nabi, siapakah istri beliau yang paling cantik yang diakui para istri lainnya?

Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, Sayyidah Ummu Salamah dikenal sebagai seorang wanita cantik. Saking cantiknya, bahkan Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Hafshah berusaha menutupi kecemburuan mereka terhadapnya.

Misalnya, setelah Sayyidah Aisyah melihat Sayyidah Ummu Salamah pertama kali, beliau berkomentar kepada Sayyidah Hafshah: “Demi Allah, dia melebihi apa yang dibicarakan orang tentang dirinya,”. Mendengar itu, kemudian Sayyidah Hafshah pun mencoba menghibur diri sendiri.

Sayyidah Hafshah berkata: “Dia telah berusia,”. Dijelaskan bahwa diperkirakan oleh sementara sejarawan, ketika menikahi Nabi Muhammad, Sayyidah Ummu Salamah berusia sekitar 27 tahun-28 tahun.

Prof Quraish menjelaskan, agar Sayyidah Ummu Salamah dapat berkonsentrasi mengabdi kepada Rasulullah SAW, maka ia menyerahkan anaknya yang bernama Zainab kepada pengasuh. Namun demikian itu bukan berarti mengabaikan putra-putri Sayyidah Ummu Salamah.

Bahkan putrinya yang bernama Zainab, berkat pemeliharaan Rasulullah SAW, merupakan salah seorang wanita terpandai pada masanya. Konon Zainab pernah kepercikan wudhu Rasulullah SAW sehingga wajahnya terus segar dan terlihat muda.

Dijelaskan bahwa pelayanan, kecerdasan, dan kecantikan Sayyidah Ummu Salamah adalah modalnya yang terbesar untuk merebut hati Nabi di antara istri-istri beliau. Demikian, kecantikan lahiriah Sayyidah Ummu Salamah juga dibarengi dengan kecantikan batiniah.

Prof Quraish menjelaskan, agaknya kedermawanan Sayyidah Ummu Salamah merupakan sifat yang menurun dari ayahnya yang sangat dermawan. Sampai-sampai sang ayah dikenal dengan gelar Zad Ar-Rakib (bekal musafir/penunggang).

Sayyidah Ummu Salamah juga merupakan seorang istri Nabi Muhammad SAW yang sangat cerdas. Sejarah membuktikan, pada tahun ke-6 Hijriah setelah ditandatanganinya Perdamaian Hudaibiyah, Nabi Muhammad mengajak sahabat-sahabat beliau untuk mencukur rambut mereka dalam rangka bertahalul guna kembali ke Madinah.

Setelah disepakati bahwa pada tahun itu Nabi SAW tidak diperkenankan oleh kaum musyrik melaksanakan umrah, tetapi di tahun berikut. Rupanya para sahabat itu kecewa karena mereka sangat ingin melaksanakan umrah dan rindu kembali ke Ka’bah, tetapi demikianlah butir dari kesepakatan.

Karena kekecewaan itu, mereka bermalas-malas menggundul/mencukur rambut. Nabi Muhammad pun cukup kesal atas sikap sahabat-sahabat itu dan menyampaikan rasa kesalnya terhadap Sayyidah Ummu Salamah yang ikut dalam rombongan. Kemudian, sang istri ini berkata kepada Nabi SAW: “Keluarlah sehingga mereka melihatmu. Tetapi jangan bercakap dengan seorangpun, tetapi sembelihlah untamu, dan panggil tukang cukurmu untuk mencukurmu,”.

Usul ini kemudian diterima Nabi dan tidak lama kemudian seluruh rombongan pria mengikuti Nabi Muhammad SAW. Berkat saran dari Sayyidah Ummu Salamah yang cerdas itu, terbukti para sahabat mengikuti Nabi Muhammad SAW. Kecerdasan Sayyidah Ummu Salamah juga terlihat dari sejumlah hadits yang diriwayatkannya.

Beliau meriwayatkan hadis Nabi baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara pakar hadits menyebutkan bahwa beliau telah meriwayatkan 378 hadis. Memang salah satu hikmah pernikahan Nabi Muhammad dengan istri-istrinya agar para istri itu ikut merekam pengalaman dan pelajaran yang dipetik dari Rasulullah SAW.

Apakah Nabi Adam Bertawasul kepada Nabi Muhammad?

Penciptaan Nabi Muhammad telah ada jauh sebelum Allah menciptakan Nabi Adam AS, bahkan sebelum penciptaan bumi. Allah menciptakan Rasulullah dengan penciptaan yang sempurna yang dipersiapkan diutus di saat yang tepat sebagai Nabi akhir zaman. Lantas, apakah Nabi Adam juga pernah bertawasul (memohon kepada Allah dengan perantara) kepada beliau?

Dalam kitab Syajarah Al-Kawn Ibnu Arabi yang ditahkik oleh KH Zainul Maarif dijelaskan, siapapun orang yang berlindung di naungan dan syariat Allah akan selamat. Dan siapapun yang berpegang di tali agama Allah akan terjaga. Untuk itulah penting kiranya bagi umat untuk memohon syafaat, salah satunya dengan bertawasul melalui orang-orang saleh. Sebab Nabi Adam dikabarkan pernah bertawasul kepada Rasulullah, maka Nabi Adam pun selamat dari celaan.

Dijelaskan bahwa mengenai Nabi Adam memohon kepada Allah dengan syafaat Nabi Muhammad. Lalu, Allah SWT menjawabnya dan berkata: “Wahai Adam, bagaimana engkau mengenal Muhammad padahal Aku belum menciptakannya (memperlihatkannya kepadamu)?”. Adam pun menjawab: “Ya Allah, ketika Engkau menciptakanku dengan tanganMu dan meniupkan rohMu ke dalam diriku, aku mengangkat kepalaku dan kulihat penyangga singgasana Arsy tertulis laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah (syahadat),”.

Nabi Adam melanjutkan: “Aku tahu bahwa Engkau tidak mengaitkan sesuatu pada namaMu, kecuali sesuatu itu adalah makhluk yang paling Engkau cintai,”. Maka dalam sebuah hadis riwayat Hakim disebutkan bahwa Allah menjawab komentar Adam: “Engkau benar, wahai Adam. Muhammad memang makhluk-Ku yang paling Kucintai. Jika kamu memintaKu dengan perantaraan kebenaran Muhammad, maka Aku mengampunimu. Andai bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakanMu,”.

Dijelaskan bahwa buah dari dahan golongan kanan adalah Nabi Muhammad mencintai mereka dan mereka mencintai Nabi Muhammad. Buah dari dahan golongan kiri adalah Allah tidak akan menghukum mereka selama Nabi Muhammad SAW masih bersama mereka sebagaimana yang tertulis dalam Alquran Surah Al-Anfal ayat 33, Allah berfirman: “Wa maa kaanallahu liyuadzibahum wa anta fihim,”. Yang artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu (Nabi Muhammad) berada di antara mereka,”.

Sedangkan buah dari orang-orang terdahulu yang mendekati Allah adalah Rasulullah SAW. Maka orang-orang yang bersamanya tegas kepada orang-orang kafir dan saling mengasihi di antara mereka. Berkah Rasulullah meliputi cakrawala, kalimatnya pun sempurna.

Allah SWT menciptakan Nabi Adam sesuai dengan format nama Nabi Muhammad SAW. Karena namanya Muhammad, kepala Adam melingkar sesuai bentuk huruf mim (dalam aksara Arab) di awal depan nama Nabi Muhammad (Muhammadun dalam aksara Arab). Tangan Nabi Adam yang menjulur ke samping sesuai bentuk huruf ha di nama Nabi Muhammad SAW.

Perut Nabi Adam sesuai dengan bentuk huruf mim kedua di nama Nabi Muhammad. Dua kaki Nabi Adam membentang sesuai bentuk huruf dal di nama Nabi Muhammad SAW. Maka dijelaskan, sempurnalah keterciptaan Adam sesuai dengan bentuk nama Nabi Muhammad SAW.

Dalam lanjutannya, penciptaan Nabi Muhammad yang sempurna oleh Allah SWT bahkan banyak diisyaratkan dalam filosofi penciptaan alam semesta. Sebagaimana gunung-gunung yang dijadikan pasak bumi (awtad), satu posisi dengan tulang-tulang Nabi Muhammad yang dijadikan sebagai pasak jasadnya. Di bumi, samudera yang penuh air (bihar masjurah), setingkatan dengan darah di dalam tubuh Rasulullah yang mengalir di arus keringat dan diam di berbagai anggota tubuhnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>