Berita
Mencari Rezeki tidak Lepas dari Ibadah pada Allah
Salah satu prinsip dasar Islam adalah keyakinan setiap tingkah laku Muslim adalah cerminan dan manifestasi ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian segala aktivitas Muslim tidak lepas dari hubungan vertikal dengan Allah SWT. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Az-Zariyat: 56). Implikasi prinsip ini ialah kegiatan ekonomi tidak terlepas […]
Salah satu prinsip dasar Islam adalah keyakinan setiap tingkah laku Muslim adalah cerminan dan manifestasi ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian segala aktivitas Muslim tidak lepas dari hubungan vertikal dengan Allah SWT.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Az-Zariyat: 56).
Implikasi prinsip ini ialah kegiatan ekonomi tidak terlepas dari ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian kekayaan ekonomi haruslah digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup manusia supaya meningkatkan pengabdian manusia kepada Allah SWT.
Hal tersebut dijelaskan oleh Ustadzah Maharati Marfuah dalam buku Konsep Ekonomi dalam Alquran terbitan Rumah Fiqih Publishing. Ustadzah Maharati menerangkan, mencari, mengumpulkan dan memiliki harta kekayaan tidak dilarang selama ia diakui sebagai karunia dan amanah dari Allah SWT. Alquran tidak menentang kepemilikan harta sebanyak mungkin.
“Bahkan Alquran secara tegas dan berulang-ulang memerintahkan agar berupaya sungguh-sungguh dalam mencari rezeki yang diiistilahkan Alquran dengan Fadhl Allah atau limpahan karunia Allah,” kata Ustadzah Maharati dalam bukunya.
Di ayat lain Alquran menyebut harta kekayaan dengan ‘khayr’ artinya kebaikan. Ini berarti harta dinilai sebagai sesuatu yang baik. Harta kekayaan juga disebut sebagai ‘qiyam’ artinya sandaran kehidupan.
“Bagi-Nya apa yang di langit dan di bumi, Dialah Maha Agung Maha Besar.” (QS Asy-Syura: 4).
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah: 29).
Menurut al-Syawkani, substansi ayat tersebut menjelaskan pemilik harta sesungguhnya adalah Allah. Allah yang mengadakan sekaligus meniadakannya sesuai dengan kehendak-Nya.
-
RIAU05/12/2025 17:00 WIBPolda Riau Kirim Bantuan Gelombang Keempat untuk Penanganan Bencana di Sumatera, 3.459 Alat Kerja dikirim ke Aceh dan Sumbar
-
EKBIS06/12/2025 09:30 WIBDaftar Harga Emas Antam 6 Desember 2025 per Gram dan Pecahan Lengkap
-
NUSANTARA05/12/2025 23:00 WIBMobil Travel Terguling di Bali, 13 Wisatawan China Terluka
-
JABODETABEK06/12/2025 05:30 WIBCuaca Jakarta Akhir Pekan: Hujan Merata di Selatan hingga Utara
-
NASIONAL05/12/2025 19:00 WIBDarurat Narkoba, DPR Minta Pemerintah Tak Ragu Eksekusi Bandar
-
OASE06/12/2025 05:00 WIBMakna Surat An-Najm dan Hubungannya dengan Peristiwa Mi’raj Nabi Muhammad SAW
-
OLAHRAGA05/12/2025 21:00 WIBSambut Piala Dunia 2026! Tiga Kepala Negara Hadir di Acara Drawing
-
JABODETABEK05/12/2025 22:02 WIBBanjir Rob Masih Genangi Pluit, Aktivitas Warga Terganggu

















