Perbedaan Ummul Mukminin Khadijah dan Aisyah


PERNIKAHAN Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan Aisyah radhiyallahu anha, diisyaratkan melalui mimpi Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dan mimpi para nabi adalah wahyu. Dalam sebuah hadis dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada beliau,

“Kamu diperlihatkan kepadaku dalam mimpi selama tiga malam. Seorang malaikat datang membawamu kepadaku dengan tutup sepotong sutera.” Malaikat itu berkata, “Inilah isterimu!” Kemudian aku buka cadar wajahmu dan ternyata ia itu adalah kamu. Akupun, Jika mimpi ini berasal dan Allah, niscaya Dia akan mewujudkannya.” (HR. Bukhari 3895 & Muslim 6436)

Melalui pernikahan beliau, umat islam mendapatkan keberkahan yang luar biasa. Aisyah dikenal wanita yang cerdas, mudah menghafal, memahami, dan fasih dalam berbahasa, Sehingga banyak sekali kebiasaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam di dalam rumahnya atau kegiatan beliau bersama keluarganya termasuk fikih terkait rahasia wanita, yang dijelaskan oleh Aisyah.

Kita berhutang budi kepada Aisyah radhiyallahu anha. Melalui penjelasan beliau, kita bisa mengetahui banyak sekali sunah Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang tidak disaksikan selain para istri beliau.

Aisyah atau Khadijah yang lebih berjasa bagi umat?

Keduanya memiliki jasa besar bagi umat. Khadijah berjasa mendukung dakwah suaminya di awal islam, yang ketika itu umat islam masih sangat lemah keberadaannya. Sementara Aisyah berjasa menyebarkan ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada para generasi setelahnya.

Dalam Badai al-Fawaid, Ibnul Qoyim menjelaskan, “Ada yang bertanya tentang Khadijah dan Aisyah dua ummul mukminin, mana yang lebih afdhal? Jawabannya, perjuangan Khadijah lebih awal dan jasa beliau di awal islam, serta pembelaan beliau terhadap agama yang itu tidak dialami Aisyah atau para istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam lainnya.”

Kemudian Ibnul Qoyim melanjutkan, “Sementara jasa Aisyah di akhir dakwah islam. Beliau memahami agama dan menyampaikannya kepada umat manusia. Serta pemahaman beliau terhadap ilmu sunah, yang ini tidak terjadi pada Khadijah atau istri Nabi lainnya, yang ini menjadi kekhususan bagi Aisyah.” (Badai al-Fawaid, 3/684)

Keterangan semisal juga disampaikan ulama lainnya. Demikian. Semoga Allah meridhai mereka dan para sahabat lainnya.

Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>