Barcelona tengah diambang kebangkrutan setelah utang yang semakin menumpuk. Salah satu mencegahnya adalah memotong gaji para pemain yang sejauh ini ditolak Lionel Messi cs.
Dilansir Mundo Deportivo, klub harus mencapai kesepakatan dengan para pemainnya mengenai pemotongan gaji tersebut, Kamis (5/11). Jika tidak, ancaman kebangkrutan benar-benar menjadi kenyataan.
Carles Tusquets, presiden Manajemen Perusahaan dan otoritas tertinggi Blaugrana sejak pengunduran diri Josep Maria Bartomeu dkk telah memperingatkan bahwa klub perlu mengurangi beban biaya.
“Mudah-mudahan semuanya siap untuk tugas itu,” katanya.
Jika penolakan dari para pemainnya terus berlanjut, sejatinya Barcelona bisa membuat keputusan sepihak.
Dewan manajemen hari ini membahas pertemuan terbaru di meja perundingan dengan perwakilan staf tim utama dan personel non-olahraga untuk menyesuaikan pemotongan besaran gaji. Jika kesepakatan tidak tercapai tercapai, klub telah menjadwalkan pertemuan terakhir untuk besok.
Tusquets menekankan situasinya memang rumit. Klub dihadapkan pada utang menumpuk dan terancam bangkrut, tapi mendapat penolakan mengenai pemotongan gaji.
“Situasinya tidak nyaman, rumit. Kami harus bertindak dalam dua hal, kurangi pengeluaran dan dapatkan penghasilan,” ujarnya.
“Ada ketidakpastian tentang pendapatan utama klub. Kami menilai bahwa untuk menyeimbangkan financial, perlu dilakukan upaya sekitar 300 juta euro,” tambahnya.
Lihat juga: Shin Tae Yong Panggil 33 Pemain Ikut Latihan Virtual
Kabar mengenai pemotongan gaji pemain ini sudah tersiar sejak beberapa bulan lalu. Pemotongan gaji ini hanya dilakukan kepada sejumlah pemain tertentu.
Salah satu kriterianya, pemain dengan kinerja buruk selama setahun terakhir akan mendapat pemotongan gaji, seperti Ousmane Dembele dan Samuel Umtiti.
Banyak pemain menolak rencana tersebut. Sebab pada awal pandemi virus corona, Messi cs sudah menerima pemotongan gaji sebesar 70 persen.
