Berita
Kuartal III 2020, Ekonomi Jabar Turun 4,08 Persen
AKTUALITAS.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat (Jabar) minus 4,08 persen pada kuartal III 2020. Realisasi itu lebih rendah dibandingkan capaian ekonomi nasional yang minus 3,49 persen. “Ekonomi Jawa Barat kuartal III 2020 terhadap kuartal III-2019 mengalami kontraksi sebesar 4,08 persen (y-on-y) menurun dibanding capaian kuartal III-2019 besarnya 5,15 persen,” kata […]

AKTUALITAS.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat (Jabar) minus 4,08 persen pada kuartal III 2020. Realisasi itu lebih rendah dibandingkan capaian ekonomi nasional yang minus 3,49 persen.
“Ekonomi Jawa Barat kuartal III 2020 terhadap kuartal III-2019 mengalami kontraksi sebesar 4,08 persen (y-on-y) menurun dibanding capaian kuartal III-2019 besarnya 5,15 persen,” kata Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah, Kamis (5/11/2020).
BPS melaporkan perekonomian Jabar berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada kuartal III 2020 mencapai Rp522,49 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp364,75 triliun.
Dari sisi produksi, kata Dyah, pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usaha jasa perusahaan sebesar minus 18,93 persen.
Ekonomi Jabar pada kuartal III 2020 tumbuh sebesar 3,37 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa perusahaan sebesar 46,71 persen. Sementara, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 11,90 persen.
“Sekarang sudah mulai banyak orang yang melakukan aktivitas di mana sebelumnya pada kuartal II mayoritas berdiam di rumah, pada kuartal III ini mulai banyak yang melakukan aktivitas seperti kemarin saat libur panjang,” tutur Dyah.
Secara kumulatif, ekonomi Jawa Barat pada kuartal III-2020 (c-to-c) terkontraksi 2,52 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan terendah dicapai oleh lapangan usaha jasa perusahaan sebesar minus 18,61 persen. Adapun dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terendah dicapai oleh perubahan inventori sebesar minus 43,09 persen.
Sementara, sumber laju pertumbuhan secara tahunan (y-o-y) dari sisi lapangan usaha, dengan andil negatif terbesar adalah industri pengolahan sebesar minus 2,95 persen.
Adapun dari sisi pengeluaran, andil negatif terbesar terhadap pertumbuhan adalah komponen perubahan inventori sebesar minus 3,60 persen.
-
EKBIS13/03/2025
Beras Berkutu Ditemukan di Gudang Bulog, Wamentan Pastikan untuk Pakan Ternak
-
NASIONAL13/03/2025
Roberth Rouw Ajak Masyarakat Jayawijaya Perkuat 4 Pilar Kebangsaan
-
POLITIK13/03/2025
Anggota DPR Herman Khaeron Diviralkan Terima Amplop: Ultimatum Hapus Konten Fitnah
-
NASIONAL13/03/2025
Waka MPR Apresiasi Langkah Presiden Prabowo Jalin Kolaborasi dengan Pemuda Peduli Lingkungan
-
NASIONAL13/03/2025
Prabowo Siapkan Penjara di Pulau Terpencil buat Koruptor: Mereka Gak Bisa Kabur!
-
DUNIA13/03/2025
Duterte di Belanda: Pengacara Desak ICC Kembalikan Mantan Presiden ke Filipina
-
EKBIS13/03/2025
IHSG Melempem di Pembukaan, Tapi Potensi Kenaikan Masih Terbuka
-
EKBIS13/03/2025
Tiket Pesawat Diskon Belum Ludes! Menpar: Baru Terjual 22 Persen