Jaringan Akun Pro-Trump Dihapus Facebook


Ilustrasi Facebook, (Foto: Istimewa)

Facebook menghapus jaringan kecil akun yang beroperasi dari Rumania, karena mempromosikan kampanye pemilihan ulang presiden AS Donald Trump dengan cerita dukungan dari berbagai kalangan.

Mengutip Reuters, sebanyak 35 akun Facebook dan 88 akun Instagram berpura-pura sebagai orang Amerika, dan beberapa di antaranya mengelola halaman penggemar Trump.

Mereka dinilai melanggar aturan Facebook tentang perilaku tidak autentik terkoordinasi.

Selain menyesatkan orang tentang lokasi mereka, menurut Facebook, beberapa pemegang akun menjalankan banyak persona dengan nama serupa yang memposting konten yang sama.

Jaringan tersebut memiliki jangkauan kecil, dengan hanya 1.600 akun mengikuti halaman Facebook dan 7.200 melacak akun di Instagram.

Kepala kebijakan keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher, mengatakan bahwa tidak dapat menentukan apakah kelompok Rumania itu dimotivasi oleh uang, ideologi, atau arahan pemerintah.

Lab penelitian forensik digital, Atlantic Council, mengatakan beberapa halaman hanya membagikan konten dari halaman Trump. Sementara yang lain mempromosikan QAnon, yang menghubungkan berbagai teori seputar gagasan bahwa Trump diam-diam melancarkan perang melawan Demokrat yang menyembah setan dan melecehkan anak-anak.

Tahun lalu, FBI memperingatkan bahwa QAnon kemungkinan akan memotivasi para ekstremis untuk melakukan kekerasan.

Direktur Laboratorium Atlantic Council, Graham Brookie, mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang jelas dengan rekan atau pengganti Trump, sementara Gleicher mengatakan tak ada hubungan yang jelas dengan pemain komersial, seperti perusahaan yang menjual ‘like’ dan followers.

Facebook pada bulan Desember menghapus jaringan yang jauh lebih besar yang mendukung Trump, termasuk yang terhubung ke Epoch Times, yang didirikan oleh pendukung gerakan spiritual Falun Gong dan sering mengkritik pemerintah China.

Penerbit Epoch Times, Stephen Gregory, membantah dirinya terhubung ke jaringan yang dihapus Facebook pada bulan Desember tersebut. Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi bukti yang diberikan oleh Facebook atau Epoch Times untuk mendukung klaim mereka.

Facebook, pada Kamis pekan lalu (6/8/2020), juga mengatakan telah menghapus jaringan lain yang mengunggah ulang konten dari Epoch Times dan media Falun Gong lainnya sebagai tindak lanjut.

Meski lebih kecil dari jaringan pada penghapusan Desember, jaringan yang baru telah mengumpulkan lebih dari 2 juta pengikut dengan mengunggah sejumlah topik, termasuk protes Hong Kong, virus corona dan kebijakan AS terhadap China, serta mengunggah gambar hewan, menurut Facebook.

Gregory mengatakan Epoch Times tidak berurusan dengan jaringan yang ditutup pekan ini. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi ini.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>