Atasi Pandemi Covid-19, Pemerintah Perlu Rangkul Ormas Untuk Gerakan Kesadara Akar Rumput


Ilustrasi Rapid Test , Istimewa

AKTUALITAS.ID – Pemerintah dinilai perlu merangkul organisasi-organisasi kemasyarakatan guna menggerakkan kesadaran di akar rumput dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus penyintas Covid-19 Arif Satria mengatakan bahwa pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional tidak dapat sendirian menangani Covid-19 di dalam negeri.

Menurutnya, kampanye edukasi harus benar-benar efektif dan tidak melulu dari pemerintah. Oleh karena itu, Arif menyatakan, butuh gerakan sosial luar biasa dengan melibatkan organisasi masyarakat, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dan memberdayakan gerakan tingkat bawah.

“Edukasi campaign harus benar-benar efektif dan enggak bisa melulu dari pemerintah. Butuh gerakan sosial luar biasa,” ujar Arif sebagaimana dikutip dari laman resmi Satgas Covid-19, Rabu (28/10/2020).

Arif mengatakan bahwa kesadaran menerapkan protokol kesehatan yakni #pakaimasker, #jagajarak dan #cucitangan pakai sabun hanya terjadi di wilayah perkotaan. Penerapan protokol kesehatan di daerah dinilai tak sepatuh masyarakat Jabodetabek. Pasalnya, daerah mengalami masalah keteladanan tokoh.

“Jika DPRD, bupati/wali kota, ahli agama memberi contoh yang baik akan lebih mudah menyerap ke bawah,” ujarnya.

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa tokoh agama sudah banyak terlibat dalam memutus mata rantai Covid-19, terutama di kalangan pesantren. Dia menyebut hampir semua pesantren seluruh Indonesia menunda pembelajaran tatap muka.

“Rata-rata belajar secara daring,” tutur Yahya.

Kalaupun ada pesantren yang membawa santri ke asrama, lanjut Yahya, itu pun dengan prosedur protokol kesehatan yang sangat ketat sekali.

“Ini menjadi sosialisasi yang sangat kuat, sehingga orang tua murid atau wali santri tahu apa yang harus dilakukan dengan wabah ini,” ujar Yahya.

Yahya menambahkan hampir semua kegiatan komunitas yang biasanya dilakukan dengan berkumpul sudah beralih ke virtual. Ini dengan sendirinya menjadi wahana sosialisasi kampanye masyarakat.

“Saya melihat masyarakat dari kalangan terdidik dengan kelas menengah sudah banyak mengetahui seluk beluk Covid-19 ini, dan sudah punya kesadaran cukup tinggi. Tapi ada sebagian masyarakat karena kondisi kehidupan secara realistis tidak membuat dia terhalang dari akses informasi,” tambah Yahya.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan yang terdiri dari 3M. Pada momen libur panjang pekan ini, dia meminta masyarakat melakukan screening sebelum mengunjungi tempat tertentu. Langkah ini agar tidak menimbulkan penyebaran virus Covid-19 di lokasi tujuan.

“Karena bisa saja mengunjungi suatu tempat dan bertemu masyarakat di sana bisa menularkan ke orang lain. Jangan sampai kita membawa penyakit dari tempat lain membawa kediaman kita,” ujarnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>