NASIONAL
Kebebasan Pers Dinodai, Analis Sebut Prabowo Perlu Tindak Tegas Kepala Komunikasi

AKTUALITAS.ID – Pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait teror kepala babi yang dialamatkan kepada redaksi Tempo menuai gelombang kritik pedas. Sikap Hasan yang dinilai meremehkan dan tidak menunjukkan empati terhadap kebebasan pers, kini berbuntut pada desakan evaluasi komprehensif terhadap kepemimpinannya.
Analis Komunikasi Politik sekaligus Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, menilai ketidakempatian Hasan Nasbi telah menciptakan citra negatif terhadap pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Pernyataan kontroversial tersebut dinilai telah membuat publik, khususnya kalangan jurnalis, merasa bahwa pemerintahan mendatang tidak menghargai kebebasan pers.
“Ketidakempatian kepala kantor komunikasi presiden kemarin itu membuat publik heboh dan membuat pemerintahan Pak Prabowo dicap sebagai pemerintahan yang tidak empati terhadap jurnalis dan kebebasan pers,” kata Hensat, sapaan akrabnya.
Hensat meyakini Presiden Prabowo kemungkinan besar telah memiliki catatan dan melakukan evaluasi terkait rencana perombakan kabinet atau reshuffle. Menurutnya, jika reshuffle benar-benar terjadi dalam waktu dekat, respons Hasan Nasbi terhadap teror Tempo bisa menjadi salah satu pertimbangan penting.
“Presiden Prabowo pasti sudah punya catatan jika memang akan ada reshuffle dalam waktu dekat. Saya yakin juga Presiden sudah memiliki evaluasi-evaluasi dan calon-calon penggantinya,” ujar Hensat.
Lebih lanjut, Hensat menilai situasi ini menjadi tantangan besar bagi Presiden Prabowo dalam menjaga citra pemerintahan yang akan datang. Evaluasi menyeluruh terhadap para pembantunya, termasuk Hasan Nasbi, dinilai perlu dilakukan agar kabinet dapat berjalan efektif dan mendapatkan kepercayaan publik.
Mengenai waktu pelaksanaan reshuffle, Hendri Satrio mengatakan keputusan sepenuhnya berada di tangan Presiden Prabowo. Meskipun isu perombakan kabinet santer beredar pada bulan April, ia menilai reshuffle bisa saja dilakukan pada bulan lain sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan Presiden.
Sebelumnya, pernyataan Hasan Nasbi yang menyebut teror kepala babi “dimasak saja” dinilai meremehkan ancaman serius terhadap media. Meskipun Hasan kemudian memberikan klarifikasi bahwa maksudnya adalah mendukung sikap jurnalis Tempo yang tidak gentar, namun pernyataan awalnya telah menimbulkan kegaduhan dan kritikan tajam dari berbagai pihak. (Mun/Yan Kusuma)
-
JABODETABEK17/06/2025 20:30 WIB
UI Terima 1.602 Mahasiswa Lewat Jalur PPKB 2025, Termasuk dari Wilayah 3T
-
OLAHRAGA17/06/2025 18:00 WIB
Ini Jadwal MotoGP Italia 2025
-
RAGAM17/06/2025 18:30 WIB
Siomay Indonesia Masuk 5 Dumpling Terbaik di Dunia
-
RAGAM17/06/2025 19:30 WIB
Will Smith Ungkap Penyesalan Tolak Main di “Inception”
-
POLITIK17/06/2025 22:30 WIB
DKPP Pecat Komisioner KPU Madiun, Terbukti Rangkap Jabatan Pengurus Partai
-
OLAHRAGA17/06/2025 21:00 WIB
PON Bela Diri 2025 Digelar di Kudus, KONI Gandeng Djarum Foundation
-
OLAHRAGA17/06/2025 19:00 WIB
Persib Dapat Amunisi Baru! Saddil Ramdani Tak Sabar Jalani Latihan Perdana
-
DUNIA17/06/2025 22:00 WIB
21 Negara Islam Serukan Gencatan Senjata dan Kecam Agresi Israel ke Iran