Berita
Amnesty Internasional: Meski 23 Tahun Reformasi, Ruang Kebebasan Sipil Berjalan Mundur
AKTUALITAS.ID – Amnesty International Indonesia menilai perlindungan kebebasan sipil di Indonesia berjalan mundur meski Reformasi sudah berjalan selama 23 tahun. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menilai hak-hak sipil yang diperjuangkan lewat Reformasi justru mengalami pengekangan dan represi dalam beberapa tahun terakhir. “Selama beberapa tahun terakhir, ruang kebebasan sipil di Indonesia semakin menyempit,” kata […]

AKTUALITAS.ID – Amnesty International Indonesia menilai perlindungan kebebasan sipil di Indonesia berjalan mundur meski Reformasi sudah berjalan selama 23 tahun.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menilai hak-hak sipil yang diperjuangkan lewat Reformasi justru mengalami pengekangan dan represi dalam beberapa tahun terakhir.
“Selama beberapa tahun terakhir, ruang kebebasan sipil di Indonesia semakin menyempit,” kata Usman dalam keterangan tertulis, Jumat (21/5/2021).
“Ini jelas terlihat dalam sejumlah insiden yang terjadi baru-baru ini, mulai dari kriminalisasi dengan menggunakan pasal bermasalah dalam UU ITE, hingga serangan digital terhadap kritik pemerintah,” lanjutnya.
Usman berkata, ruang kebebasan sipil digerus pasal-pasal karet Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Dia menilai UU ITE menjadi alat untuk membatasi hak atas kebebasan berpendapat.
Amnesty mencatat ada 119 kasus dugaan pelanggaran hak atas kebebasan berekspresi dengan menggunakan UU ITE pada 2020. Sebanyak 141 orang jadi tersangka.
Kejadian serupa berulang di 2021. Hingga Mei 2021, Amnesty mencatat ada 24 kasus dengan jeratan UU ITE. Sebanyak 30 orang terjerat kasus tersebut.
Selain itu, Amnesty juga menyoroti kasus serangan digital yang melanggar hak kebebasan berekspresi. Sebanyak 66 kasus serangan digital terjadi sepanjang 2020 dengan total korban 86 orang.
Usman menyampaikan kasus terbaru serangan digital dialami sejumlah aktivis antikorupsi. Mereka mendapat serangan peretasan setelah mengkritik tes wawasan kebangsaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Beberapa orang yang menerima serangan itu adalah mantan pimpinan KPK Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto, mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah, serta penyidik KPK Novel Baswedan.
“Pemerintah harus menunjukkan komitmennya untuk melaksanakan visi Reformasi dengan menginvestigasi kasus-kasus seperti ini dan melindungi hak warga untuk mengutarakan pendapatnya secara damai, sekalipun pendapat tersebut berbeda dengan pandangan pemerintah,” kata Usman.
-
DUNIA17/06/2025 10:15 WIB
Trump Tantang Iran: Mereka Tak Akan Menang Lawan Israel, Lebih Baik Segera Berdamai
-
NASIONAL17/06/2025 04:30 WIB
BP Taskin dan BGN Bersatu Bangun 1.000 “Dapur Sehat” di Pelosok Negeri
-
FOTO17/06/2025 17:20 WIB
FOTO: Penampakan Uang Sitaan Rp2 Triliun dari Kasus CPO Wilmar Group
-
RAGAM17/06/2025 13:30 WIB
Makanan Pedas Bantu Kendalikan Porsi Makan
-
NASIONAL17/06/2025 14:00 WIB
Bahas Soal Empat Pulau, Kemendagri Undang Gubernur Sumut dan Gubernur Aceh
-
EKBIS17/06/2025 10:45 WIB
Rupiah Melemah ke Rp16.300/USD, Waspadai Gejolak Geopolitik & Kebijakan Bank Sentral
-
DUNIA17/06/2025 12:15 WIB
Dunia di Ujung Tanduk: Pakistan Ancam Balas Israel dengan Nuklir Jika Iran Diserang
-
JABODETABEK17/06/2025 05:30 WIB
Waspada Cuaca Ekstrem! Bekasi dan Bogor Diprediksi Diguyur Hujan Lebat 17-18 Juni 2025